pembaca akan dimanjakan baik dari mata hingga ke pikiran. siapkan diri anda untuk membaca dengan menghemat pikiran dan membuat mata anda sangat rilex dengan semua yang telah disediakan penulis
Tuesday, October 31, 2017
AKIBAT BELAJAR TANPA GURU
________
Kisah orang-orang yang belajar tanpa guru (otodidak),sehingga mereka salah dalam membaca dalil, dikarenakan ada kesalahan penulisan dalam kitab yang mereka baca atau mereka salah membaca, dan tidak ada guru yang mengoreksinya. Sehingga mereka beramal sesuai dengan apa yang mereka baca.
‘
Kisah yang dibawakan Asy Syaikh Shalih Fauzanrahimahulloh :
Kisah yang Pertama,
Jangan sampai seperti orang yang membaca hadits riwayat Muslim :
‘
الْحَبَّةُ السَّوْدَاءَ شِفَاءٌ لِكُلِّ دَاءٍ إِلاََّ السَّامِ
“Jintan hitam adalah obat dari segala penyakit kecuali mati.”
Kemudian datang orang ini dia baca hadits tersebut, dia baca sendiri tanpa bimbingan guru, ternyata di cetakannya terdapat kesalahan penulisan, الْحَبَّةُ السَّوْدَاءَ Al Habbatus Sauda’ yang artinya Jintan Hitam, dia baca menjadi الْحَيَّةُ السَّوْدَاءَ Al Hayyatus Sauda’yang artinya Ular Hitam, sehingga menjadi :
‘
الْحَيَّةُ السَّوْدَاءَ شِفَاءٌ لِكُلِّ دَاءٍ إِلاََّ السَّامِ
“Ular hitam adalah obat dari segala penyakit kecuali mati.”
Orang ini ketka membaca haditsnya, diamalkan ilmunya. Dia pergi menangkap ular hitam kemudian dia makan, matilah dia.
‘
قَتَلَهُ جَهْلُهُ
“Kebodohannya membunuh dia sendiri.”
‘
Kisah yang Kedua,
Jangan juga seperti kisah orang yang lainnya, yang setiap kali dia datang ke masjid membawa pisau dan kapak, yang diletakkan di depannya.
Ditanya kepadanya : “Ya fulan kenapa kamu melakukan itu.”
Katanya : “Saya amalkan sebuah hadits dalam riwayatBukhari dan Muslim
Ditanya lagi : “Apa riwayatnya?”
Katanya : “Nabi bersabda :
‘
إِذَا أَتَيْتُمْ الصَّلَاةَ فَأْتُوْهَا بِسِكِّيْنٍ وَفَأْزٍ
“Apabila kalian datang menuju shalat maka datanglah dengan membawa pisau dan membawa kampak.”
Itu salah baca dan salah harokat, yang benar dalamShahih Bukhari dan Muslim :
‘
إِذَا أَتَيْتُمْ الصَّلَاةَ فَأْتُوْهَا بِسَكِيْنَةٍ وَوَقَارٍ
“Apabila kalian mendatangi shalat maka datanglah dengan tenang dan tidak tergesa-gesa.”
سَكِيْنَةٍ Sakinah yang artinya Tenang dia baca سِكِّيْنٍSikkin yang artinya Pisau, وَقَارٍ Waqor yang artinyaTidak tergesa-gesa dia baca فَأْزٍ Fa’z yang artinyaKampak. Akhirnya tiap kali pergi ke masjid dia membawa pisau dan kampak.
‘
Tambahan kisah dari Al Ustadz Dzulqarnainhafizhahullah :
Kisah yang Ketiga,
Ada seorang yang membaca hadits :
‘
يَحْمِلُ هـذَا الْعِلْمَ مِنْ كُلِّ خَلَفٍ عُدُوْلُهُ
“Ilmu ini dibawa pada setiap generasinya oleh orang – orang adilnya”. (HR. Baihaqi)
Kata عُدُوْلُهُ ‘Uduuluhu yang artinya orang-orang adilnya,dia baca menjadi عَدُوٌّلَهُ ‘Aduwwun lahu yang artinyamusuhnya sendiri.
Sehingga menjadi :
‘
يَحْمِلُ هـذَا الْعِلْمَ مِنْ كُلِّ خَلَفٍ عَدُوٌّلَهُ
“Ilmu ini dibawa pada setiap generasinya oleh musuhnya sendiri”.
‘
Kalau dia baca di depan guru pasti akan diluruskan bacaannya, akan dibenarkan oleh guru. Jangankan yang seperti itu, jika terdapat kesalahan harokat saja, akan diluruskan oleh guru. Maka ini adalah metode dan manhaj yang hendaknya ditempuh oleh seorang penuntut ilmu.
‘
Diantara faedah seorang mengambil ilmu dari guru :
– Dengan mengambil ilmu dari guru, dia akan melihat akhlaq dari guru, dan bagaimana cara penyampaian yang baik.
– Dengan mengambil ilmu dari guru, dia akan memperingkas jalan dalam mencari ilmu, contohnya :
Dalam masalah jihad, pembagian kafir menjadi 4 (kafir dzimmi, kafir mu’ahad, kafir musta’man dan kafir harbi), ini bisa disimpulkan jika membaca Kitabul Jihad dari awal sampai akhir. Jika datang kepada guru, gurunya langsung menjelaskan pembagian kafir. Yang bisa meringkas waktu dan tidak perlu membahas Kitabul Jihad dari awal sampai akhir yang akan butuh waktu berhari-hari bahkan berbulan-bulan untuk mendalami dan memahaminya. Begitu duduk dengan guru akan diperingkas ilmu itu untuk kita.
Allohu a’lam
_______
Maroji’ :
Kajian Kitabul ‘Ilmi Imam An Nasa’i .
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment