Friday, January 19, 2018

Cara ampuh mengamankan harta-harta kalian dari perampokan

💵💰💷💶

Perkara menyimpan harta. Untuk kenikmatan didunia
banyak Orang-orang yg bergelimangan harta sesungguhnya bingung akan hartanya. 
Kebingungannya diantaranya takutnya akan 
⚔ pertikaian diantara anak cucunya, 

⚔perampokan

🐞dimakan rayap

🌪diterpa bencana alam

🔥kebakaran
adakah cara agar harta kalian aman..  ?????


Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam. Pernah menyuruh a’isyah radhiyallāhu Ta'āla 'anhā  untuk membagikan daging kambing untuk orang orang yang membutuhkan 

عَنْ أَبِي مَيْسَرَةَ عَنْ عَائِشَةَ أَنَّهُمْ ذَبَحُوا شَاةً فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهم عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا بَقِيَ مِنْهَا قَالَتْ مَا بَقِيَ مِنْهَا إِلَّا كَتِفُهَا قَالَ بَقِيَ كُلُّهَا غَيْرَ كَتِفِهَا

Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam menanyakan  ma baqiya min ha(daging kambing mana yang tersisa)
a’isyah radhiyallāhu Ta'āla 'anhā ma baqiya min ha illa katifaha(tidak ada yang tersisa semua sudah dibagi kecuali pundak kambing yang belum dibagikan)
maka lihat jawaban Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam menjelaskan hakekat sedekah
Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam menjawab baqiya  kullu ha illa katifaha(justru sebaliknya yang tersisa adalah yang dibagikan dan yang tidak tersisa adalah pundak kambing itu)

🌱💐ini lah bentuk simpanan harta yang aman tidak perlu khawatir akan jadi bahan pertikaian, perampokan, dimakan rayap, diterpa bencana alam, dan bencana lainnya.


💦 Betapa banyak orang yang bahagia tatkala mereka mendapatkan sebuah rezeki walaupun sedikit. Fakir yatim piatu, janda, 💦
mungkin anda tidak akan merasakan harta yang sedikit itu tapi bagi mereka akan sangat merasakan bahagia yang sangan-sangat luar biasa dengan sedikit infaq sodakoh kalian.

🌲Allah Subahanahu wa Ta'ala berfirman,

وَمَا أَنْفَقْتُمْ مِنْ شَيْءٍ فَهُوَ يُخْلِفُهُ وَهُوَ خَيْرُ الرَّازِقِين

"Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dia lah Pemberi rezeki yang sebaik-baiknya." (QS. Saba': 39)



☘Ibnu Katsir rahimahullah berkata dalam menafsirkan ayat di atas,

مهما أنفقتم من شيء فيما أمركم به وأباحه لكم، فهو يخلفه عليكم في الدنيا بالبدل، وفي الآخرة بالجزاء والثواب

"Apapun yang kamu infakkan dalam apa yang diperintahkan kepadamu atau yang dimubahkan bagimu, maka Dia akan memberikan gantinya untukmu di dunia, dan di akhirat dengan ganjaran dan pahala."


☘Beliau kuatkan penafsiran ini dengan firman Allah di hadits Qudsi,

أَنْفِقْ أُنْفِقْ عَلَيْكَ

"Berinfaklah, niscaya Aku berinfak kepadamu." (Muttafaq 'Alaih)


☘Juga hadits Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam,

مَا مِنْ يَوْمٍ يُصْبِحُ الْعِبَادُ فِيهِ إِلَّا مَلَكَانِ يَنْزِلَانِ فَيَقُولُ أَحَدُهُمَا: اللَّهُمَّ أَعْطِ مُنْفِقًا خَلَفًا. وَيَقُولُ الْآخَرُ: اللَّهُمَّ أَعْطِ مُمْسِكًا تَلَفًا

"Tiada hari melainkan pada pagi harinya ada dua malaikat yang turun. Lalu salah satunya berucap (berdoa): Ya Allah, berilah ganti untuk orang yang berinfaq. Sedangkan yang lain berdoa: Ya Allah timpakanlah kehancuran kepada orang yang kikir (tidak berinfaq)." (Muttafaqun 'alaih)

أَنْفِقْ بِلَالًا وَلَا تَخْشَ مِنْ ذِي الْعَرْشِ إِقْلَالًا

"Berinfaklah wahai Bilal, jangan takut pemilik ‘Arsy (Allah) kurangi hartamu.” (HR. Al-Baihaqi dalam Syu’abul Iman dan Al-Thabrani dalam al-Kabir, dishahihkan Syaikh Al-Albani dalam Al-Misykat, no. 1885)

🌲Keutamaan infak atau sedekah yang langsung disebutkan Al-Qur'an, ia akan menjadi sebab bertambahnya harta dan lapangnya rizki.🌲

Allah Subahanahu wa Ta'ala berfirman,

مَنْ ذَا الَّذِي يُقْرِضُ اللَّهَ قَرْضًا حَسَنًا فَيُضَاعِفَهُ لَهُ أَضْعَافًا كَثِيرَةً وَاللَّهُ يَقْبِضُ وَيَبْسُطُ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ

 🌷“Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), maka Allah akan melipat gandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. Dan Allah menyempitkan dan melapangkan (rezeki) dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan.” (QS. Al-Baqarah: 245)🌷

maka jalan terbaik untuk kalian mengamankan harta-harta kalian adalah sedekah
semoga bermanfaat..

Thursday, January 18, 2018

Keutamaan Surat Al Kahfi

Jangan Lupakan Membaca Surat Al Kahfi di Hari Jumat
Muhammad Abduh Tuasikal, MSc  August 13, 2009 Amalan 56 Comments 118,966 Views

    

“Barangsiapa yang membaca surat Al Kahfi pada hari Jum’at, dia akan disinari cahaya di antara dua Jum’at.” (HR. An Nasa’i dan Baihaqi. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shohih sebagaimana dalam Shohihul Jami’ no. 6470)

Betapa banyak orang lalai dari amalan yang satu ini ketika malam Jum’at atau hari Jum’at, yaitu membaca surat Al Kahfi. Atau mungkin sebagian orang belum mengetahui amalan ini. Padahal membaca surat Al Kahfi adalah suatu yang dianjurkan (mustahab) di hari Jum’at karena pahala yang begitu besar sebagaimana berita yang dikabarkan oleh orang yang benar dan membawa ajaran yang benar yaitu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Hadits-hadits yang membicarakan hal ini kami bawakan sebagian pada posting yang singkat ini. Semoga bermanfaat.



Hadits pertama:

مَنْ قَرَأَ سُورَةَ الْكَهْفِ لَيْلَةَ الْجُمُعَةِ أَضَاءَ لَهُ مِنَ النُّورِ فِيمَا بَيْنَهُ وَبَيْنَ الْبَيْتِ الْعَتِيقِ

“Barangsiapa yang membaca surat Al Kahfi pada malam Jum’at, dia akan disinari cahaya antara dia dan Ka’bah.” (HR. Ad Darimi. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shohih sebagaimana dalam Shohihul Jami’ no. 6471)



Hadits kedua:

مَنْ قَرَأَ سُورَةَ الْكَهْفِ فِى يَوْمِ الْجُمُعَةِ أَضَاءَ لَهُ مِنَ النُّورِ مَا بَيْنَ الْجُمُعَتَيْنِ

“Barangsiapa yang membaca surat Al Kahfi pada hari Jum’at, dia akan disinari cahaya di antara dua Jum’at.” (HR. An Nasa’i dan Baihaqi. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shohih sebagaimana dalam Shohihul Jami’ no. 6470)



Inilah salah satu amalan di hari Jum’at dan keutamaan yang sangat besar di dalamnya. Akankah kita melewatkan begitu saja [?]



Semoga Allah selalu memberikan kita ilmu yang bermanfaat dan dimudahkan untuk beramal sholeh sesuai tuntunan Nabi-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Alhamdulillahilladzi bi ni’matihi tatimmush sholihaat. Wa shollallahu ‘ala nabiyyiina Muhammad wa ‘ala alihi wa shohbihi wa sallam.



*

Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal

Artikel http://rumasyho.com
[21.13, 18/1/2018] ustad ali: 💦Jalan menuju kejayaan Islam...

✍Kondisi kaum muslimin sekarang yang  tertimpa kehinaan tidak lain karena perbuatan mereka sendiri.

Nabi صلى الله عليه و سلم mengabarkan bahwa kelak di masa yang akan datang ummat Islam akan berada dalam keadaan yang sedemikian buruknya sehingga diumpamakan sebagai laksana makanan yang diperebutkan oleh sekumpulan pemangsanya. (HR Abu Dawud 3745 disohihkan Al-Albany)

Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:

إذا تبايعتُم بالعِينةِ ، و أخذتُم أذنابَ البقرِ ، و رضِيتُم بالزَّرعِ ، و تركتُمُ الجهادَ سلَّط اللهُ عليكم ذُلًّا ، لا يَنزِعُه حتى ترجِعوا إلى دِينِكم
 “Apabila kalian telah berjual beli dengan cara Al-‘Inah dan kalian telah ridho dengan pertanian dan kalian telah mengikuti ekor-ekor sapi (-peternakan-) dan kalian meninggalkan jihad, maka Allah akan menimpakan kepada kalian suatu kehinaan yang (Allah) tidak akan mencabutnya sampai kalian kembali kepada agama kalian".(HR. Abu Daud dan lain-lainnya, dishohihkan Al-Albany, Ash-Shohihah; No.11)

Kerendahan dan kehinaan yang menimpa umat Islam tidak lain disebabkan karena penyimpangan-penyimpangan yang mereka lakukan.
Sebagiaman orang-orang Ahlul Kitab sebelum ini, seperti orang-orang Yahudi juga ditimpakan kehinaan oleh Allah karena penyimpangan-penyimpangan mereka. Sebagaimana firmannya,

فبظلم من الذين هادوا حرمنا عليهم طيبات أحلت لهم وبصدهم عن سبيل الله كثيرا.
 “Maka disebabkan kedzaliman orang-orang Yahudi, Kami haramkan atas mereka (memakan makanan) yang baik-baik (yang dahulunya) dihalalkan bagi mereka, dan karena mereka banyak menghalangi (manusia) dari jalan Allah. (An-Nisa-160).
Dan disebabkan mereka memakan riba, padahal sesungguhnya mereka telah dilarang daripadanya, dan karena mereka memakan harta orang dengan jalan yang batil. Kami telah menyediakan untuk orang-orang yang kafir di antara mereka itu siksa yang pedih." (An-Nisa:161)

Allah telah mengingatkan,
"Katakanlah: "Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, istri-istri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya dan (dari) berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya." Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik" (At-Taubah:24)

Padahal Allah telah memberikan izzah dan kemuliaan kepada umnat ini. Allah berfirman,

وَلِلَّهِ الْعِزَّةُ وَلِرَسُولِهِ وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَلَكِنَّ الْمُنَافِقِينَ لا يَعْلَمُونَ
“…Padahal kemuliaan itu hanyalah milik Allah, milik Rasul-Nya dan milik orang-orang yang beriman, tetapi orang-orang munafik itu tidak memahaminya” (Al Munaafiquun: 8).

Firman-Nya,

وَلا تَهِنُوا وَلا تَحْزَنُوا وَأَنْتُمُ الْأَعْلَوْنَ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ
“Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu (benar-benar) beriman” (Ali ‘Imraan:139).

Kerendahan dan kehinaan ini tidak akan dicabut oleh Allah dari ummat sampai mereka mau kembali kepada agamanya.

📌Berikut ini jalan-jalan yang dapat mengembalikan izzah dan kemuliaan Islam:

⏺Kembali menghidupkann sunnah Rasulullah صلى الله عليه وسلم dan meninggalkan perbuatan-perbuatan yang menyimpang dari Islam baik itu berupa muamalah yang harom ataupun perkara yang menyimpang dari Islam berupa bid'ah-bid'ah yang diada-adakan tanpa ada dasarnya dari Al-Qur'an dan As-Sunnah, sebagaimana hadits Muslim diatas

⏺Faktor paling besar yang mendukung kukuhnya izzah ini, adalah aqidah Islamiyyah. aqidah ini bertumpu pada mentauhidkan Allah), dalam uluhiyyah, rububiyyah dan adma wasifat-Nya.
Tidak ada dzat yang berhak di sembah kecuali Allah. Karena itu, barang siapa menyambah Allah, ia menjadi insan yang perkasa. Dan orang yang meyekutukan Allah, akan menjadi manusia hina. Allah-lah yang mengangkat derajat atau menghinakan seseorang. Allah berfirman .

وَتُعِزُّ مَن تَشَاءُ وَتُذِلُّ مَن تَشَاءُ
"Dan Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki, dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki." [Ali–Imron : 26]
Barang siapa konsisten pada aqidah yang benar dan tauhid yang lurus, niscaya Alloh akan memuliakannya dengan aqidah dan agama ini. Dan barang siapa yang menyimpang darinya, hendaknya tidak mencela kecuali dirinya sendiri saja.

⏺Penerapan syari’at, hukum Allah dan penegakan Islam merupakan jalan menuju kejayaan umat Islam. Sedangkan meremehkan atau lemah dalam mengusahakan masalah ini, tidak akan membuahkan hasil sama sekali. Tetapi dalam hal menyeru kepada hal ini, harus sesuai dengan metode Nabi. Kita menyeru agar ditetapkan syarat, agama dan hokum Allah dengan cara Rasulullah. Allah berfirman.

قُلْ هَٰذِهِ سَبِيلِي أَدْعُو إِلَى اللَّهِ ۚ عَلَىٰ بَصِيرَةٍ أَنَا وَمَنِ اتَّبَعَنِي ۖ وَسُبْحَانَ اللَّهِ وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ
“Katakanlah : Inilah jalan (agama)ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata. Maha Suci Allah dan aku tidak termasuk orang-orang yang musyrik ” [Yusuf : 108]

⏺Membela agama Allah dengan jiwa dan harta, dan kembali mencintai jalan jihad Fi sabilillah.
Allah berfirman,

وَلَيَنصُرَنَّ الله مَن يَنصُرُهُ إِنَّ الله لَقَوِيٌّ عَزِيزٌ
“Seseungguhnya Allah pasti akan menolong orang yang menolong-Nya, sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa” (QS Al Hajj:40).
Wallau A'lam.

🍃Abu Yusuf Masruhin Sahal,Lc

Ketika sujud, manakah yang terlebih dahulu menyentuh lantai, telapak tangan atau lutut?


Jawaban:

Ada dua hadits yang berbeda dalam masalah ini.

Hadits pertama:

عَنْ أَبِي ىُ ػ ةَ قَاؿَ : قَاؿَ رَسُوؿُ الللَّاو صَللَّاى الللَّاوُ عَلَيْوِ وَسَللَّامَ : }إذَا سَ دَ أَ دُ مْ ، فَلَا ػبَْػ ؾْ مَا ػبَْػ ؾُ الْبَعِيرُ ، وَلْيَضَعْ دَ وِ قَػبْلَ رُ بَتَػيْوِ {

Dari Abu Hurairah, Rasulullah Saw bersabda: “Apabila salah seorang kamu sujud, maka janganlah ia turun seperti turunnya unta, hendaklah ia meletakkan kedua tangannya sebelum kedua lututnya”. (HR. Abu Daud).

Hadits Kedua:

عَنْ وَائِلِ بْنِ قَاؿَ رَأَ تُ النلَّا لَِّا بِ -صلى الله عليو وسلم- إِذَا سَ دَ وَضَعَ رُ بَتَػيْوِ قَػبْلَ دَ وِ وَإِذَا ػ ضَ رَفَعَ دَ وِ قَػبْلَ رُ بَتَػيْوِ .

Dari Wa’il bin Hujr, ia berkata: “Saya melihat Rasulullah Saw, ketika sujud ia meletakkan kedua lututnya sebelum kedua tangannya. Ketika bangun ia mengangkat kedua tangannya sebelum kedua lututnya”. (HR. Abu Daud, an-Nasa’I dan Ibnu Majah).

Ulama berbeda pendapat dalam mengamalkan kedua hadits ini. Imam ash-Shan’ani berkata:

وَقَدْ اخْتَػلَفَ الْعُلَمَاءُ فِي ذَلِكَ ، فَ ىَبَ اتعْاَدَوِ لَّاةُ ، وَرِوَا ةٌ عَنْ مَالِكٍ ، وَالْأَوْزَاعِ دِّ ي : إلَذ الْعَمَلِ ا اتضَْدِ ثِ ، لَّاتَّ قَاؿَ الْأَوْزَاعِيُّ : أَدْرَ نَا النلَّااسَ ضَعُوفَ أَ دِ ػ مْ قَػبْلَ رُ بِ مْ : وَقَاؿَ ابْن أَبِي دَاوُد : وَىُوَ قَػوْؿُ أَصْحَابِ اتضَْدِ ثِ

Para ulama berbeda pendapat dalam masalah ini: al-Hadawiyah, satu riwayat dari Imam Malik dan al- Auza’i mengamalkan hadits yang menyatakan lebih mendahulukan tangan daripada lutut. Bahkan Imam al-Auza’i berkata: “Kami dapati orang banyak meletakkan tangan mereka sebelum lutut mereka”. Imam Abu Daud berkata: “Ini adalah pendapat para Ahli Hadits.

وَذَىَبَتْ ال لَّا افِعِيلَّاةُ ، وَاتضَْنَفِيلَّاةُ ، وَرِوَا ةُ عَنْ مَالِكٍ : إلَذ الْعَمَلِ بَِِدِ ثِ وَائِلٍ

Mazhab Syafi’i, Hanafi dan satu riwayat dari Imam Malik menyebutkan bahwa mereka mengamalkan hadits riwayat Wa’il (mendahulukan lutut daripada telapan tangan).

Pendapat ulama dalam masalah ini:

وَقَاؿَ النلَّاػوَوِيُّ : لَا ظْ تَػ جِيحُ أَ دِ الْمَ ىَبَػ عَلَى الْآخَ ، وَلَكِ لَّا ن أَىْلَ ىَ ا الْمَ ىَبِ رَلَّا جحُوا دِ ثَ " وَائِلٍ " ، وَقَالُوا فِي " أَبِي ىُ ػ ةَ " : إ لَّاوُ مُضْطَ بٌ ، إذْ قَدْ رُوِيَ عَنْوُ الْأَمْ افِ . وَ لَّا ابْنُ الْ يدِّمِ وَأَطَاؿَ فِي ا وَقَاؿَ : إ لَّا ف فِي دِ ثِ أَبِي ىُ ػ ةَ "" قَػلْبًا مِنْ اللَّا اوِي ، يْثُ قَاؿَ : "" وَلْيَضَعْ دَ وِ قَػبْلَ رُ بَتَػيْوِ "" وَإِ لَّا ف أَصْلَوُ" : " وَلْيَضَعْ رُ بَتَػيْوِ قَػبْلَ دَ وِ " ، قَاؿَ : وَ دُؿُّ عَلَيْوِ أَلَّاوؿُ اتضَْدِ ثِ ، وَىُوَ قَػوْلُوُ : " فَلَا ػبَْػ ؾُ مَا ػبَْػ ؾُ الْبَعِيرُ " فَ لَّا ف الْمَعْ وؼَ مِنْ بػ وؾِ الْبَعِيرِ ىُوَ تَػ دِ الْيَدَ نِ عَلَى الدِّ جْلَ

Imam an-Nawawi berkata: “Tidak kuat Tarjih antara satu mazhab dengan mazhab yang lain dalam masalah ini, akan tetapi Mazhab Syafi’I menguatkan hadits Wa’il (mendahulukan lutut daripada tangan). Mereka berkata tentang hadits riwayat Abu Hurairah bahwa hadits itu Mudhtharib; karena ia meriwayat kedua cara tersebut.

Imam Ibnu al-Qayyim meneliti dan membahas secara panjang lebar, ia berkata: “Dalam hadits riwayat Abu Hurairah terdapat kalimat yang terbalik dari perawi, ia mengatakan: “Hendaklah meletakkan kedua tangan sebelum kedua lutut”, kalimat asalnya adalah: “Hendaklah meletakkan kedua lutut sebelum kedua tangan”. Ini terlihat dari lafaz awal hadits: “Janganlah turun seperti turunnya unta”, sebagaimana diketahui bahwa turunnya unta itu adalah dengan cara lebih mendahulukan tangan (kaki depan) daripada kaki belakang21.

Pendapat Ibnu Baz:

ف شكل ى ا على ثير من أىل العلم ف اؿ بعض م ضع د و قبل ر بتيو وقاؿ آخ وف بل ضع ر بتيو قبل د و ، وى ا ىو ال ي الف ب وؾ البعير لأف ب وؾ البعير بدأ بيد و ف ذا ب ؾ اتظ من على ر بتيو ف د خالف البعير وى ا ىو اتظواف تضد ث وائل بن وى ا ىو الصواب أف س د على ر بتيو أولا ثُ ضع د و على الأرض ثُ ضع جب تو أ ضا على الأرض ى ا ىو اتظ وع ف ذا رفع رفع وج و أولا ثُ د و ثُ ن ض ى ا ىو اتظ وع ال ي جاءت بو السنة عن النبِ صلى الله عليو وسلم وىو اتصمع ب اتضد ث ، وأما قولو في د ث أبي ى ة : وليضع د و قبل ر بتيو فالظاى والله أعلم أ و ا لاب ما ذ ذلك ابن ال يم رتزو الله إ ا الصواب أف ضع ر بتيو قبل د و تَّ واف آخ اتضد ث أولو و تَّ تف مع د ث وائل بن وما جاء في معناه

Masalah ini menjadi polemik di kalangan banyak ulama, sebagian mereka mengatakan: meletakkan kedua tangan sebelum lutut, sebagian yang lain mengatakan: meletakkan dua lutut sebelum kedua tangan, inilah yang berbeda dengan turunnya unta, karena ketika unta turun ia memulai dengan kedua tangannya (kaki depannya), jika seorang mu’min memulai turun dengan kedua lututnya, maka ia telah berbeda dengan unta, ini yang sesuai dengan hadits Wa’il bin Hujr (mendahulukan lutut daripada tangan), inilah yang benar; sujud dengan cara mendahulukan kedua lutut terlebih dahulu, kemudian meletakkan kedua tangan di atas lantai, kemudian menempelkan kening, inilah yang disyariatkan. Ketika bangun dari sujud, mengangkat kepala terlebih dahulu, kemudian kedua tangan, kemudian bangun, inilah yang disyariatkan menurut Sunnah dari Rasulullah Saw, kombinasi antara dua hadits. Adapun ucapan Abu Hurairah: “Hendaklah meletakkan kedua tangan sebelum lutut, zahirnya –wallahu a’lamterjadi pembalikan kalimat, sebagaimana yang disebutkan Ibnu al-Qayyim –rahimahullah-. Yang benar: meletakkan kedua lutut sebelum kedua tangan, agar akhir hadits sesuai dengan awalnya, agar sesuai dengan hadits riwayat Wa’il bin Hujr, atau semakna dengannya22. Pendapat Ibnu ‘Utsaimin:

فحينئ كوف الصواب إذا أرد ا أف تطاب آخ اتضد ث وأولو "وليضع ر بتيو قبل د و"؛ لأ و لو وضع اليد ن قبل ال بت ما قلت لبرؾ ما برؾ البعير. و ينئ كوف أوؿ اتضد ث وآخ ه متناقضاف. ... وقد ألف بعض الأخوة رسالة تشاىا )فتح اتظعبود في وضع ال بت قبل اليد ن في الس ود( وأجاد فيو وأفاد. ... وعلى ى ا ف ف السنة التي أم ا ال سوؿ صلى الله عليو وسلم في الس ود أف ضع الإ ساف ر بتيو قبل د و.

Ketika itu maka yang benar jika kita ingin sesuai antara akhir dan awal hadits: “Hendaklah meletakkan kedua lutut sebelum kedua tangan”, karena jika seseorang meletakkan kedua tangan sebelum kedua lutut, sebagaimana yang saya nyatakan, pastilah ia turun seperti turunnya unta, maka berarti ada kontradiktif antara awal dan akhir hadits. Adalah salah seorang ikhwah menulis satu risalah berjudul Fath al-Ma’bud fi Wadh’i ar-Rukbataini Qabl al-Yadaini fi as-Sujud, ia bahas dengan pembahasan yang baik dan bermanfaat. Dengan demikian maka menurut Sunnah yang diperintahkan Rasulullah Saw ketika sujud adalah meletakkan kedua lutut sebelum kedua tangan23.

Shalat Tidak Sah Tanpa Berwudhu



Dari Ibnu ‘Umar –radhiyallahu ‘anhuma-, beliau berkata, “Saya mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لاَ تُقْبَلُ صَلاَةٌ بِغَيْرِ طُهُورٍ وَلاَ صَدَقَةٌ مِنْ غُلُولٍ

“Tidak ada shalat kecuali dengan thoharoh. Tidak ada sedekah dari hasil pengkhianatan.”[1]

An Nawawi –rahimahullah- mengatakan, “Hadits ini adalah nash[2] mengenai wajibnya thoharoh untuk shalat. Kaum muslimin telah bersepakat bahwa thoharoh merupakan syarat sah shalat.” [3]

Abu Hurairah mengatakan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لاَ تُقْبَلُ صَلاَةُ أَحَدِكُمْ إِذَا أَحْدَثَ حَتَّى يَتَوَضَّأَ

“Shalat salah seorang di antara kalian tidak akan diterima -ketika masih berhadats- sampai dia berwudhu.“[4]

Tata Cara Wudhu

Mengenai tata cara berwudhu diterangkan dalam hadits berikut:

حُمْرَانَ مَوْلَى عُثْمَانَ أَخْبَرَهُ أَنَّ عُثْمَانَ بْنَ عَفَّانَ – رضى الله عنه – دَعَا بِوَضُوءٍ فَتَوَضَّأَ فَغَسَلَ كَفَّيْهِ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ ثُمَّ مَضْمَضَ وَاسْتَنْثَرَ ثُمَّ غَسَلَ وَجْهَهُ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ ثُمَّ غَسَلَ يَدَهُ الْيُمْنَى إِلَى الْمِرْفَقِ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ ثُمَّ غَسَلَ يَدَهُ الْيُسْرَى مِثْلَ ذَلِكَ ثُمَّ مَسَحَ رَأْسَهُ ثُمَّ غَسَلَ رِجْلَهُ الْيُمْنَى إِلَى الْكَعْبَيْنِ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ ثُمَّ غَسَلَ الْيُسْرَى مِثْلَ ذَلِكَ ثُمَّ قَالَ رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- تَوَضَّأَ نَحْوَ وُضُوئِى هَذَا ثُمَّ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « مَنْ تَوَضَّأَ نَحْوَ وُضُوئِى هَذَا ثُمَّ قَامَ فَرَكَعَ رَكْعَتَيْنِ لاَ يُحَدِّثُ فِيهِمَا نَفْسَهُ غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ ». قَالَ ابْنُ شِهَابٍ وَكَانَ عُلَمَاؤُنَا يَقُولُونَ هَذَا الْوُضُوءُ أَسْبَغُ مَا يَتَوَضَّأُ بِهِ أَحَدٌ لِلصَّلاَةِ.

Humran pembantu Utsman menceritakan bahwa Utsman bin Affan radhiallahu ‘anhu pernah meminta air untuk wudhu kemudian dia ingin berwudhu. Beliau membasuh kedua telapak tangannya 3 kali, kemudian berkumur-kumur diiringi memasukkan air ke hidung, kemudian membasuh mukanya 3 kali, kemudian membasuh tangan kanan sampai ke siku tiga kali, kemudian mencuci tangan yang kiri seperti itu juga, kemudian mengusap kepala, kemudian membasuh kaki kanan sampai mata kaki tiga kali, kemudian kaki yang kiri seperti itu juga. Kemudian Utsman berkata, “Aku melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah berwudhu seperti wudhuku ini, kemudian beliau bersabda, “Barangsiapa berwudhu seperti wudhuku ini kemudian dia shalat dua rakaat dengan khusyuk (tidak memikirkan urusan dunia dan yang tidak punya kaitan dengan shalat[5]), maka Allah akan mengampuni dosa-dosanya yang telah lalu”. Ibnu Syihab berkata, “Ulama kita mengatakan bahwa wudhu seperti ini adalah contoh wudhu yang paling sempurna yang dilakukan seorang hamba untuk shalat”.[6]

Dari hadits ini dan hadits lainnya, kita dapat meringkas tata cara wudhu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai berikut.

Berniat –dalam hati- untuk menghilangkan hadats.Membaca basmalah: ‘bismillah’.Membasuh kedua telapak tangan sebanyak tiga kali.Mengambil air dengan tangan kanan, lalu dimasukkan dalam mulut (berkumur-kumur atau madmadho) dan dimasukkan dalam hidung (istinsyaq) sekaligus –melalui satu cidukan-. Kemudian air tersebut dikeluarkan (istintsar) dengan tangan kiri. Hal ini dilakukan sebanyak tiga kali.Membasuh seluruh wajah sebanyak tiga kali dan menyela-nyela jenggot.Membasuh tangan –kanan kemudian kiri- hingga siku dan sambil menyela-nyela jari-jemari.Membasuh kepala 1 kali dan termasuk di dalamnya telinga. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Kedua telinga termasuk bagian dari kepala” (HR Ibnu Majah, disahihkan oleh Al Albani). Tatacara membasuh kepala ini adalah sebagai berikut, kedua telapak tangan dibasahi dengan air. Kemudian kepala bagian depan dibasahi lalu menarik tangan hingga kepala bagian belakang, kemudian menarik tangan kembali hingga kepala bagian depan. Setelah itu langsung dilanjutkan dengan memasukkan jari telunjuk ke lubang telinga, sedangkan ibu jari menggosok telinga bagian luar.Membasuh kaki 3 kali hingga ke mata kaki dengan mendahulukan kaki kanan sambil membersihkan sela-sela jemari kaki.

Berikut catatan penting yang perlu diperhatikan dalam tata cara wudhu di atas.

Niat Cukup dalam Hati

Yang dimaksud niat adalah al qosd (keinginan) dan al irodah (kehendak).[7] Sedangkan yang namanya keinginan dan kehendak pastilah dalam hati, sehingga niat pun letaknya dalam hati.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah –rahimahullah– mengatakan, “Letak niat adalah di hati bukan di lisan. Hal ini berdasarkan kesepakatan para ulama kaum muslimin dalam segala macam ibadah termasuk shalat, thoharoh, zakat, haji, puasa, memerdekakan budak, jihad dan lainnya.”[8]

Ibnul Qayim –rahimahullah– mengatakan, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam –di awal wudhu– tidak pernah mengucapkan “nawaitu rof’al hadatsi (aku berniat untuk menghilangkan hadats …)”. Beliau pun tidak menganjurkannya. Begitu pula tidak ada seorang sahabat pun yang mengajarkannya. Tidak pula terdapat satu riwayat –baik dengan sanad yang shahih maupun dho’if (lemah)- yang menyebutkan bahwa beliau mengucapkan bacaan tadi.”[9]

Berkumur-kumur dan Memasukkan Air dalam Hidung Dilakukan Sekaligus Melalui Satu Cidukan Tangan

Ibnul  Qayyim menyebutkan,

“Ketika berkumur-kumur dan memasukkan air dalam hidung (istinsyaq), terkadang Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menggunakan satu cidukan tangan, terkadang dengan dua kali cidukan dan terkadang pula dengan tiga kali cidukan. Namun beliau menyambungkan (tidak memisah) antara kumur-kumur dan istinsyaq. Beliau menggunakan separuh cidukan tangan untuk mulut dan separuhnya lagi untuk hidung. Ketika suatu saat beliau berkumur-kumur dan istinsyaq dengan satu cidukan maka kemungkinan cuma dilakukan seperti ini yaitu kumur-kumur dan istinsyaq disambung (bukan dipisah).

Adapun ketika beliau berkumur-kumur dan istinsyaq dengan dua atau tiga cidukan, maka di sini baru kemungkinan berkumur-kumur dan beristinsyaq bisa dipisah. Akan tetapi, yang Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam contohkan adalah memisahkan antara berkumur-kumur dan istinsyaq. Sebagaimana disebutkan dalam shahihain[10] dari ‘Abdullah bin Zaid bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tamadh-madho (berkumur-kumur) dan istinsyaq (memasukkan air dalam hidung) melalui air satu telapak tangan dan seperti ini dilakukan tiga kali. Dalam lafazh yang lain disebutkan bahwa  tamadh-madho (berkumur-kumur) dan istinsyaq (memasukkan air dalam hidung) melalui tiga kali cidukan. Inilah riwayat yang lebih shahih dalam masalah kumur-kumur dan istinsyaq (memasukkan air dalam hidung).

Tidak ada satu hadits shahih pun yang menyatakan bahwa kumur-kumur dan istinsyaq dipisah. Kecuali ada riwayat dari Tholhah bin Mushorrif dari ayahnya dari kakeknya yang mengatakan bahwa dia melihat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memisah antara kumur-kumur dan istinsyaq[11]. Dan riwayat tersebut hanyalah berasal dari Tholhah dari ayahnya, dari kakeknya. Padahal kakekanya tidak dikenal sebagai seorang sahabat.”[12]

Membasuh Kepala Cukup Sekali

Ibnul Qayyim menjelaskan,

“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa membasuh kepalanya seluruh dan terkadang beliau membasuh ke depan kemudian ke belakang. Sehingga dari sini sebagian orang mengatakan bahwa membasuh kepala itu dua kali. Akan tetapi yang tepat adalah membasuh kepala cukup sekali (tanpa diulang). Untuk anggota wudhu lain biasa diulang. Namun untuk kepala, cukup dibasuh sekali. Inilah pendapat yang lebih tegas dan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallamtidak pernah berbeda dengan cara ini.

Adapun hadits yang membicarakan beliau membasuh kepala lebih dari sekali, terkadang haditsnya shahih, namun tidak tegas. Seperti perkataan sahabat yang menyatakan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berwudhu dengan mengusap tiga kali tiga kali. Seperti pula perkataan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam membasuh kepala dua kali. Terkadang pula haditsnya tegas, namun tidak shahih. Seperti hadits Ibnu Al Bailamani dari ayahnya dari ‘Umar bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengusap tangannya tiga kali dan membasuh kepala juga tiga kali. Namun perlu diketahui bahwa Ibnu Al Bailamani dan ayahnya adalah periwayat yang lemah.”[13]

Kepala Sekaligus Diusap dengan Telinga

Telinga hendaknya diusap berbarengan setelah kepala karena telinga adalah bagian dari kepala. Sebagaimana Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

الأُذُنَانِ مِنَ الرَّأْسِ

“Dua telinga adalah bagian dari kepala.” [14] Hadits ini adalah hadits yang lemah jika marfu’ (dianggap ucapan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam). Akan tetapi hadits di atas dikatakan oleh beberapa ulama salaf di antaranya adalah Ibnu ‘Umar.[15]

Ash Shon’ani menjelaskan,

”Walaupun sanad hadits ini dikritik, akan tetapi ada berbagai riwayat yang menguatkan satu sama lain. Sebagai penguat hadits tersebut adalah hadits yang mengatakan bahwa membasuh dua telinga adalah sekaligus dengan kepala sebanyak sekali. Hadits yang menyebutkan seperti ini amatlah banyak, ada dari ‘Ali, Ibnu ‘Abbas, Ar Robi’ dan ‘Utsman. Semua hadits tersebut bersepakat bahwa membasuh kedua telinga sekaligus bersama kepala dengan melalui satu cidukan air, sebagaimana hal ini adalah makna zhohir (tekstual) dari kata marroh (yang artinya: sekali). Jika untuk membasuh kedua telinga digunakan air yang baru, tentu tidak dikatakan, “Membasuh kepala dan telinga sekali saja”. Jika ada yang memaksudkan bahwa beliau tidaklah mengulangi membasuh kepala dan telinga, akan tetapi yang dimaksudkan adalah mengambil air yang baru, maka ini pemahaman yang jelas keliru.

Adapun riwayat yang menyatakan bahwa air yang digunakan untuk membasuh kedua telinga berbeda dengan kepala, itu bisa dipahami kalau air yang ada di tangan ketika membasuh kepala sudah kering, sehingga untuk membasuh telinga digunakan air yang baru.”[16]

Seluruh Kepala Dibasuh, Bukan Hanya Ubun-Ubun Saja

Allah Ta’ala berfirman,

وَامْسَحُوا بِرُءُوسِكُمْ

“Dan basuhlah kepala kalian.” (QS. Al Maidah: 6)

Fungsi huruf baa’ dalam ayat di atas adalah lil ilsoq artinya melekatkan dan bukan li tab’idh (menyebutkan sebagian). Maknanya sama dengan membasuh wajah ketika tayamum, sebagaimana dalam ayat,

فَامْسَحُوا بِوُجُوهِكُمْ

“Dan basuhlah wajah kalian.” (QS. Al Maidah: 6). Dua dalil di atas masih berada dalam konteks ayat yang sama. Mengusap wajah pada tayamum bukan hanya sebagian (namun seluruhnya) sehingga yang dimaksudkan dengan mengusap kepala adalah mengusap seluruh kepala.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah menjelaskan,

“Apabila ayat yang membicarakan tentang tayamum tidak mengatakan bahwa mash (membasuh) wajah hanya sebagian padahal tayamum adalah pengganti wudhu dan tayamum jarang-jarang dilakukan, bagaimana bisa ayat wudhu yang menjelaskan mash (membasuh) kepala cuma dikatakan sebagian saja yang dibasuh padahal wudhu sendiri adalah hukum asal dalam berthoharoh dan sering berulang-ulang dilakukan?! Tentu yang mengiyakan hal ini tidak dikatakan oleh orang yang berakal.”[17]

Begitu pula terdapat dalam hadits lain dijelaskan bahwa membasuh kepala adalah seluruhnya dan bukan sebagian. Dalilnya,

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ زَيْدٍ قَالَ أَتَى رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – فَأَخْرَجْنَا لَهُ مَاءً فِى تَوْرٍ مِنْ صُفْرٍ فَتَوَضَّأَ ، فَغَسَلَ وَجْهَهُ ثَلاَثًا وَيَدَيْهِ مَرَّتَيْنِ مَرَّتَيْنِ ، وَمَسَحَ بِرَأْسِهِ فَأَقْبَلَ بِهِ وَأَدْبَرَ ، وَغَسَلَ رِجْلَيْهِ

Dari ‘Abdullah bin Zaid, ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam datang, lalu kami mengeluarkan untuknya air dalam bejana dari kuningan, kemudian akhirnya beliau berwudhu. Beliau mengusap wajahnya tiga kali, mengusap tangannya dua kali dan membasuh kepalanya, dia menarik ke depan kemudian ditarik ke belakang, kemudian terakhir beliau mengusap kedua kakinya.[18]

Dalam riwayat lain dikatakan,

وَمَسَحَ رَأْسَهُ كُلَّهُ

“Beliau membasuh seluruh kepalanya.”[19]

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah menjelaskan, “Tidak ada satu pun sahabat yang menceritakan tata cara wudhu Nabi yang mengatakan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam hanya mencukupkan dengan membasuh sebagian kepala saja.”[20] Namun ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam membasuh ubun-ubun, beliau juga sekaligus membasuh imamahnya.[21]

Sedangkan untuk wanita muslimah tata cara membasuh kepala tidak dibedakan dengan pria. Akan tetapi, boleh bagi wanita untuk membasuh khimarnya saja. Akan tetapi, jika ia membasuh bagian depan kepalanya disertai dengan khimarnya, maka itu lebih bagus agar terlepas dari perselisihan para ulama. Wallahu a’lam.[22]

Semoga bermanfaat.

renungan dari sebuah Botol



Sebuah BOTOL 🍶
~Kalau diisi air mineral, harganya 3 ribuan...
~Kalau diisi jus buah, hargan ya 10 ribuan...
~Kalau diisi Madu, harganya ratusan ribu...
~Kalau diisi minyak wangi harganya bisa jutaan!.
~Kalau diisi air comberan, hanya akan dibuang dalam tong sampah karena tidak ada harganya...

Sama-sama dikemas dalam BOTOL tetapi berbeda nilainya, sebab "isi" yang ada di dalamnya berbeda...

Begitu juga dgn kita; semua sama... semua manusia...

Yang membedakannya adalah; KARAKTER yg ada didalam diri kita.

Ilmu dan pemahaman yg benar akan membangun karakter yg benar.

"Sukses tidak diukur dari posisi yg kita capai, tapi dari kesulitan'2 yg berhasil kita atasi ketika berusaha meraih sukses"

Bila kita mengisi hati, dgn penyesalan masa lalu & kekhawatiran akan masa depan, hampir pasti kita tidak akan memiliki hari ini untuk kita syukuri.

Hujan & badai akan selalu kita temui dalam perjalanan hidup, namun...

"Hujan besar itu seperti tantangan hidup. Tidak perlu berdoa memohon hujan berhenti, tetapi cukup berdoa agar Payung kita bertambah kuat"

Ingat! Umur itu seperti es batu.
dipakai atau tidak dipakai akan tetap mencair... digunakan atau tidak digunakan umur kita tetap akan berkurang dari "jatah" yg telah ditetapkan.

"Selagi masih tersisa jatah usia kita, lakukanlah KEBAIKAN sebanyak yg kita mampu lakukan."


🎯 Ada 3 hal dalam hidup yang tidak bisa kembali:
          1. Waktu 
          2. Ucapan 
          3. Kesempatan   
Jagalah itu, jangan sampai kau menyesal karenanya...

🎯 Ada 3 hal yang dapat menghancurkan hidup seseorang:
          1. Amarah 
          2. Keangkuhan   
          3. Dendam
Hindarilah ia selalu...

🎯 Ada 3 hal yang tidak boleh hilang :
          *1. Harapan    *     
          *2. Keikhlasan    *     
          *3. Kejujuran      *   
Peliharalah ketiganya...

🎯 Ada 3 hal yang paling berharga : 
          *1. Kasih Sayang *   
          *2. Cinta   *       
          *3. Kebaikan   *     
Pupuklah itu semua...

🎯 Ada 3 hal dalam hidup yang tidak pernah pasti:
          1. Kekayaan 
          2. Kejayaan 
          3. Mimpi   
Jangan terobsesi karenanya...

🎯 Ada 3 hal yang dapat membentuk watak seseorang :         
          1. Komitmen         
          2. Ketulusan         
          3. Kerja Keras       
Upayakanlah sekuatnya...

🎯 Ada 3 hal yang membuat kita sukses :
          1. Tekad         
          2. Kemauan       
          3. Fokus
Usahakan dengan sungguh-sungguh...

🎯 Ada 3 hal yang tidak pernah kita tahu :
          1. Rejeki         
          *2. Umur *       
          *3. Jodoh *         
Mintalah pada TUHAN..

🎯 TAPI, ada 3 hal dalam hidup yang PASTI :     
          *1. Tua     *     
          *2. Sakit   *       
          *3. Kematian  *
Persiapkanlah dengan sebaik-baiknya...

W A N I T A



KAUM 'FEMINIS' BILANG SUSAH JADI WANITA...

1. Wanita auratnya lebih susah dijaga (lebih banyak) dibanding lelaki.

2. Wanita perlu meminta izin dari suaminya apabila mau keluar rumah tetapi tidak sebaliknya.

3. Wanita menerima warisan lebih sedikit daripada lelaki.

4. Wanita perlu menghadapi kesusahan mengandung dan melahirkan anak.

5. Wanita wajib taat kepada suaminya, sementara suami tak perlu taat pada isterinya.

6. Talak terletak di tangan suami dan bukan isteri.

7. Wanita kurang dalam beribadat karena adanya masalah haid dan nifas yang tak ada pada lelaki.

📢 Itu sebabnya mereka tidak henti-hentinya berpromosi untuk "MEMERDEKAKAN WANITA".

❓Pernahkah kita lihat sebaliknya (kenyataannya)...?

1. Wanita perlu taat kepada suami, tetapi tahukah lelaki wajib taat kepada ibunya 3 kali lebih utama daripada kepada bapaknya...?

2. Wanita menerima warisan lebih sedikit daripada lelaki, tetapi tahukah harta itu menjadi milik pribadinya dan tidak perlu diserahkan kepada suaminya, sementara apabila lelaki menerima warisan, Ia perlu/wajib juga menggunakan hartanya untuk isteri dan anak-anak.

3. Di akhirat kelak, seorang lelaki akan dipertanggung-jawabkan terhadap 4 wanita:
▶ Isterinya
▶ Ibunya
▶ Anak perempuannya
▶ Saudara perempuannya

4. Artinya, bagi seorang wanita tanggung jawab terhadapnya DITANGGUNG oleh 4 orang lelaki:
▶ suaminya
▶ Ayahnya
▶ Anak lelakinya
▶ Saudara lelakinya

5. Seorang wanita boleh memasuki pintu syurga melalui pintu surga yang mana saja yang disukainya, cukup dengan 4 syarat saja:
》 Shalat 5 waktu
》 Puasa di bulan Ramadhan
》 Taat kepada suaminya
》 Menjaga kehormatannya

⭐ Masya ALLAH... ! Demikian sayangnya ALLAH pada wanita... !!

☁ KELEMAHAN WANITA ITU ADALAH: "Wanita selalu lupa betapa berharga dirinya"

WANITA...
Ia adalah makhluk yang mulia, di saat kecil memberi pahala besar untuk orang tuanya...
Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda...
Siapa yang memiliki dua saudari atau dua anak wanita, lalu ia berbuat baik kepada keduanya, maka aku dan ia di dalam surga seperti ini, beliau menggandengkan dua jarinya (HR Al Khathib)

DISAAT MENJADI ISTRI...
Ia menjadi ladang pahala untuk suaminya, mengangkatnya menjadi manusia terbaik...
Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda...
Sebaik-baik kamu adalah yang paling baik untuk istrinya (HR Bukhari dan Muslim)

KETIKA MENJADI IBU...
Ia amat mulia dan haknya amat agung. Ada seorang lelaki berkata kepada Nabi shallallahu alaihi wa sallam, siapakah manusia yang paling berhak aku perlakukan dengan baik?
Beliau shallallahu alaihi wa sallam bersabda...
Ibumu...
Kemudian siapa?
Ibumu...
Kemudian siapa?
Ibumu lalu bapakmu...
(HR Bukhari)

Wahai wanita...
Sadarkah bahwa kalian makhluk yang mulia...
Maka janganlah kamu campakan kemuliaanmu...
Semoga Allah senantiasa menjagamu...

✍🏼 Ustadz Badrusalam Lc

•┈┈•••✦✿✦•••┈┈•

Thursday, January 4, 2018

belajar bahasa arab dasar dengan kata ungkapan sehari-hari

Ayo mengenal ungkapan Bahasa Arab dasar
__
ungkapan yang biasa digunakan dalam Bahasa Arab
🌸terima kasih - syukran (شكرًا )
🌸sama sama - afwan ( عفواً )
🌸saya minta maaf - aseef (asif) ( آسف )
🌸baiklah - hasanan ( حسناً )
🌸mungkin - rubbama (ربما )/yumkin
🌸awas! - intabih ( انتبِه )
🌸berhati hatilah - ihzar ( احذر )
🌸jangan lupa - la tansa' ( لا تنسىٰ )
🌸samiinatun - gemuk ( سمين )
🌸Tawiilun - panjang ( طويل )
🌸Qasirun - pendek ( قصير )
🌸khofiidhun - rendah ( خفيض )
🌸nahiifun - kurus ( نحيف )
🌸yaum - hari ( يوم )
🌸usbu' - minggu ( أسبوع )
🌸syahr - bulan ( شهر )
🌸sanah - tahun ( سنة )
Ucapan dalam bahasa arab .
🌻Selamat malam - laila sa'idah ( ليلة سعيدة )
🌻sobahul khair - selamat pagi ( صباح الخير )
🌻ucapan balas sobahul khair - sobahannur ( صباح النور )
🌻semoga berjaya - bitaufiq wannajah ( بالتوفيق والنجاح )
🌻salam ukhuwah - salam perkenalan ( سلام اخوة )
🌻jazakallah hukhairan - semoga Allah membalas jasa kebaikanmu ( جزاك الله خيرا )
🌻naharun sa'idah - selamat siang
🌻azhoma allahu ajrak - semoga Allah memuliakan amalan kamu ( عظّم الله أجرك )
🌻uhibbuki - saya sayang kamu (perempuan) ( أحبكِ )
🌻uhibbuka- saya sayang kamu (lelaki) ( أحبكَ )
Ganti nama/personal pronouns
🙋..aku/saya - ana ( أنا )
👦..kamu (lelaki) - anta ( أنتَ )
👧..kamu (perempuan) - anti ( أنتِ )
👨..dia (lelaki -seorang ) - huwa ( هُوَ )
👩..dia (perempuan-seorang) - hiya ( هِيَ )
👬👭..dia (lelaki/perempuan -2orang) -huma ( هماَ )
👬👬..dia (lelaki -3 dan keatas) - hum ( هُمْ )
👭👭..dia (perempuan-3 dan keatas) - hunna ( هنَّ )
👪..kami - nahnu ( نحنُ )
👯👯..kalian (ramai) - antum ( أنتم )
👫👫..mereka - hum ( هُمْ )
😱 ..cantik = jamiilah ( جميلة )
😲..jelek = qabih ( قبيح )
😊..Bersih = nadziifun ( نظيف )
😪..Malas = kaslaan ( كسلان )
📚..Ata'allamu = saya belajar ( أتعلم )
🍔..a'kulu = saya makan ( أاكل )
🍹..Asyrobu = saya minum ( أشرب )
📖..Aqrou = saya membaca ( أقرا )
📝..aktubu = saya menulis ( أكتب )
📢🚶..Atakallamu = saya berbicara ( أتكلم )
✊..Amsiku = saya memegang ( أمسك )
💼..A'malu = saya mengerjakan ( أعمل )
👔..Albasu = saya memakai ( ألبس )
🚦..Toriiqon = jalan ( طريق )
🏡..Baytun = rumah ( بيت )
✏..Mirsamun = pensil ( مِرسم )
✒..Qolamun = pulpen ( قلم )
🚫..Mimsahatun = penghapus ( ممسحة )
💡..Mishbaahun = lampu ( مصباح )
📋..Sabbuurotun = papan tulis ( سبورة )
😃..Kaifahaluka- apa khabar (lelaki) ( كيف حالكَ )
😄..Kaifahaluki- apa khabar (girl) ( كيف حالكِ )
🏠..Askunufi- saya tinggal di ( أسكن في )
🙈..Umri- umur saya ( عمري )
😀..Masmuki? Siapa namamu (untuk perempuan) ( ما اسمكِ )
😉..Masmuka? Siapa namamu (untuk laki2) ( ما اسمكَ )
👧..Ana tilmiidzatun = saya seorang murid (untuk perempuan) ( انا تلميذة )
👦..Ana tilmiidzun = saya seorang murid (untuk laki2) ( انا تلميذ )
😴..Ahlam Saiidah = semoga mimpi indah ( احلام سعيدة )
😰..Syafakallah-smoga Allah menyembuhkn kamu ( شفاك الله )
smoga bermanfaat
🎵♪BELAJAR BAHASA ARAB♪🎵
👭*Ukhwahfillah = Pshabatan Krna Allah ( اخوة في الله )
👧*Ukhtin = Kakak @ Saudara Perempuan ( اخت )
👦*Akhun = Abang @ Saudara Lelaki ( أخ )
👳*Zauj = Suami @ Pasangan (L) ( زوج )
👰*Zaujah = Isteri @ Pasangan (P) ( زوجة )
🙏*Asiff Jiddan = Saya minta maaf sangat2 ( آسف جداً )
👯*Ukhwahfillah Abadan Abada = Psaudaraan krna Allah Selama2nya ( اخوة في الله أبداً ابدا )
💪*Fa'idza Adzamta fatawakkal'alallah = Stelah kmu brazam maka bertawakallah pd Allah ( فإذا عزمت فتوكل على الله )
😭*Inni Akhafullah = Sesungguhnya aku takut kepada Allah (إني أخاف الله)
😍*Maafi Qalbi Ghairullah = Tiada di hatiku selain Allah ( مافي قلبي غير الله )
😅*Lau Samatha = Maafkan saya ( لَو سمحتَ )
😘*Naltaqi Ghadan = Kita jumpa besok ( نلتقي غداً )
👋*Illalliqa' = selamat berjumpa kembali ( الى اللقاء )
✌*Syafakallah = moga Allah myembuhkan kamu (L)(شفاكَ الله)
👌*Syafakillah = moga Allah myembuhkan kamu (P) (شفاكِ الله)
💁*Tafaddhol = Silakan (تفضل )
🙅*La Aadri/ la 'a'rif = Saya Tak Tahu ( لا أدري )
🙆*Maa fii Musykilah = tiada masalah ( مافي مشكلة )
👏*Jazakallahu khairan khatsiira = Smga Allah membalasmu dgn kbaikan (L) ( جزاكَ الله خيراً كثيراً )
👍*Jazakillahu khairan khatsiiran = Smga Allah mblasmu dgn kebaikan (P)
( جزاكِ الله خيراً كثيراً )
✌*Jazakumullahu khairan khatsiira = Smga Allah mblasmu dgn kebaikan (L&P) جزاكمُ الله خيراً كثيراً )
👱*Wa iyyaka (L) = Dan utkmu jua.Blasan utk ucapan 👆( وإياك)
👩*Wa iyyaki (P) = dan utkmu jua.Blasan utk ucapan👆( وإياكِ )
☺*Allahukhairuljaza' = Allah adalah Sebaik-baik Pemberi ( الله خير الجزاء )
😎*Fahimtum? = Adakah kalian faham.? ( فهمتم )
😁*Fahimna = Kami telah faham ( فهمنا )
☺*Ijhad wala taksal = Bersungguh2 dn jgnlah kmu malas ( اجهدْ ولا تكسلْ )
😥*La Tahzan Innallaha Ma'ana = Jgnlah bersdih, Ssguhnya Allah bsma kita ( لا تحزنْ انا الله معنا )
☺*Kafaa Bilmauti waa'izhan = Cukuplah kmatian itu mjadi pringatan ( كفى بالموت واعظاً )
😃*Bi idznillah = Dgn izin Allah ( بإذن الله )
😀*InshaAllah kullu khayr ! Aamiin = inshaaAllah smuanya baik,Aamiin ( إن شاء الله كل خير. آمين )
😄*Barakallahu Fiik = Smga Allah mrahmati kamu/mbrkati kamu ( بارك الله فيك )
😘*Masa ul khair = slmt sore ( مساء الخير )
😊*Na'am = Ya ( نعم )
😬*bisura'h = mari2 cpat (lekas2) ( يالله بسرعة )
😓*Ismahli ya ustaz/ustazah = Tumpang tanya wahai Ustaz/Ustazah ( اسمحلي يا أستاذ/أستاذة )
🚽*Uridu an azhaba ilal dauratul ma'ah = Blhkah sy ingin ke tempat air ( أريد أن أذهب الى دورة المياة
🙋*Ana Aidon = Saya Juga ( أنا أيضاً)

#semoga bermanfaat dan bisa di aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari
h😌
Bagi yg membutuhkan...
Download MP3 AlQur'an Per Juz
Dari Syeikh Mishary Rasyid Al-Afasy

Bismillaahirrohmaanirrohiim

Juz 1
Juz 2
Juz 3
Juz 4
Juz 5
Juz 6
Juz 7
Juz 8
Juz 9
Juz 10
Juz 11
Juz 12
Juz 13
Juz 14
Juz 15
Juz 16
Juz 17
Juz 18
Juz 19
Juz 20
Juz 21
Juz 22
Juz 23
Juz 24
Juz 25
Juz 26
Juz 27
Juz 28
Juz 29
Juz 30

Silahkan di rebroadcast,
In Syaa Allah jadi amal Jariyah bagi yang membantu menyebarkan
[3/6 9.04 PM] faqih: الراشد:
🔸🔶🔸🔶🔸🔶🔸
KOLEKSI AL-QURAN 30 JUZ
17 Qari Terkenal Dunia

📖 [Abdul Basit 30juz]


📖 [Ali Al-Hudzaifi 30juz]


📖 [Mustafa Ismail 30juz]


📖 [Khalil Al-Husori 30juz]


📖 [Misyari Al-'Afasy 30juz]


📖 [Sa'ad Al-Ghamidi 30juz]


📖 [Sa'ud Al-Shuraym 30juz]


📖 [Muhammad Jibril 30juz]


📖 [Abdullah Matrood 30juz]


📖 [Maher Al-Mueaqly 30juz]


📖 [Abu Bakr Al-Shatri 30juz]


📖 [Ahmad Ali Al-'Ajmi 30juz]


📖 [Imad Zuhair Hafez 30juz]


📖 [Mahmud Al-Banna 30juz]


📖 [Mohammad Ayyub 30juz]


📖 [Siddiq Al-Minshawi 30juz]


📖 [Abd Rahman Sudais 30juz]


📖 [Misyari & Terjemahan 30juz]


📖 [As-Shurym & As-Sudais 30juz]


Nantikan qari-qari seterusnya

مَنْ جَاءَ بِالْحَسَنَةِ فَلَهُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا
Sesiapa yang berbuat kebaikan, maka baginya balasan 10 kali ganda amalnya. (6:160)

Sebarkan, pahala dari ujung jari anda 🖐🏻
🔸🔶🔸🔶🔸🔶🔸

Tuesday, January 2, 2018

belajar bahasa arab mudah

Ikhwan: Saudara laki: laki (jamak)
Akhwat: Saudara perempuan (jamak)
Ukhti : panggilan untuk saudari perempuan
Akhi: panggilan untuk saudara laki:
Atau istilah lain akhi dan ukhti adalah orang yang kita hargai baik perempuan dan laki2
Antum : kamu (jamak)
Ikhwah fillah: saudara sekalian
Afwan: maaf
Tafaddhol: silahkan
Jazakumullahu khair: terimakasih banyak
anta : kamu, [lelaki]
antuma: kamu,dua orang [lelaki]
antum: kamu,ramai: ramai, [lelaki]
anti: kamu, [perempuan]
antuma: kamu,dua orang, [perempuan]
antunna: kamu, ramai: ramai, [perempuan]
ana: saya
nahnu: kami

KaifHaluq: how are you

Be khoirin: I’m fine
Ismi: My name is
Masmuka: siapa namamu
Masmuki: siapa nama mu (perempuan objek)
Shukran: Thank you
Afwan: You’re welcome/= maaf
Ahlan wa sahlan: selamat datang
Sabah al khoir: Selamat pagi


Ismi : My name is …

Hada : ini

Hadihi : itu
Haadza : Ini
Haadzihi : Ini
Dzalika : Itu
Tilka : Itu
na`am : iya , oke ( klo Ammiyah Mesir : Aiwa )



Baitul -> rumah
Matar  -> airport
Madrasah -> sekolah
Laa atakalam arabiya  -> I dont speak Arabic
chab -> shut up
mafi mushkilah -> no problem
mushkillah->masalah
atau bisa dengan kata laba’sa

taal -> come here
kullu : tiap2/setiap
nadsin : diri
daikotul : menjumpai
maut : kematian
Shukran katsiiran (terimakasih banyak)
na`am ana thalib fi gam`atil azhar … ( iyah aku mahasiswa di Al Azhar )

Mengenai kata maaf dalam bahasa Arab, memang sering kita mendengar kata ” Afwan”. Ini sudah benar, tetapi yang lebih tepat mungkin sebagaimana yang sering

saya dengar, dan sering dipakai dinegeri Arab ini adalah kata : ”
Mutaassif/mutaassifah “. (maafkan saya). atau istilah afwan bisa juga Asta’fika
Biasanya kata ” Afwan ” ini sering dipakai, kalau kita mau melewati seseorang,
seperti kata ” permisi ” (mau numpang ).



Kita akan mengatakan : ” afwan, lau samahta,”(maaf kalau anda bolehkan, saya
numpang lewat), atau ” ba’da idznika/ki/kum “( sesudah keizinan dari kamu, maaf
saya mau numpang mendahului/lewat dsbgnya), itu makna dari kata : “Afwan, lau
samahta, atau afwan ba’da idznika”.



Sementara kalau kita salah pada seseorang biasanya dengan mengatakan :
“Mutaassif/ah ” ana ghalthaana/ah”.(maafkan saya saya telah berbuat salah pada
kamu).





Ahamdulillah <puji Tuhan> ada juga yang memulai thread bahasa Arab. Di sini banyak yang fasih berbahasa Arab seperti Indoparis (Mesir) dan Maleficus dikit2 (Qatar).

Bahasa Arab adalah termasuk rumpun bahasa Semitic (dibagi manjadi Hebrew dan Arab), merupakan bahasa paling well : developed di dunia. Karena tidak saja membedakan masculin dan feminin untuk kata benda (seperti bhs Prancis), tapi juga menggolongkan secara jumlah (tunggal, dual, dan plural) sementara bahasa Inggris dan Prancis hanya punya tunggal dan plural.

Kata ganti orang pertama maskulin/feminin (sama)
1. Anaa : saya
2. Nahnu : kami



Kata ganti orang kedua dan ketiga maskulin (muzakkar)
1. Huwa : dia (tunggal)
2. Huma : dia (dual)
3. Hum : dia (plural)
4. Anta : anda (tunggal)
5. Antumma : anda (dual)
6. Antum : anda (plural)



Kata ganti orang kedua dan ketiga feminin (mu’annas)
1. Hiya : dia (tunggal)
2. Huma : dia (dual)
3. Hunna : dia (plural)
4. Anti : anda (tunggal)
5. Antuma : anda (dual)
6. Antunna : anda (plural)





Kata : kata bahasa Indonesia dari bahasa Arab:
1. Kursi <kursiyyu>
2. Kitab <kitabu>
3. Waktu <waqt>
4. Saat <sa’at>
5. Kuliah <kuliyyah>
6. Kalimat <kalimah>
7. Musyawarah <musyawarah>



Nama hari
: Minggu <Ahad>
: Senin <Itsnayn>
: Selasa <Tsalasa>
: Rabu <Arba’a>
: Kamis <Khamis>
: Jumat <Jumu’at>
: Sabtu <Sabtu>



hari : (youm) يوم

senin : (itsnain) اثنين
selasa : (tsulaatsaa) ثلاثاء
rabu : (arbi’aa) اربعاء
kamis : (khamiis) خميس
jum’at : (jumu’ah) جمعة
sabtu : (sabt) سبت
minggu : (ahad) احد
contoh penggunaan dengan menyambung kata “hari” :
kalau “youm” itu sebagai permulaan kalimat, harusnye dipakein “al” didepannye, kalo ga ..ga usah pake “al”

hari senin : (hari ini, hari selasa) اليوم, يوم الثلاثاء



susunan warna :
merah : (ahmar)ا حمر
hitam : (aswad) اسود
hijau : (akhdhor)اخضر
putih : (abyadh) ابيص
kuning : (ashfar) اصفر
biru : (azhraq) ازرق

marit : sakit
ana laghi marit bi.. : gue lagi sakit bro..
abi : ayah
umi : ibu
bet abi umi nte dimana? : rumah bapak ibu lo dimana?



kul : makan
nanti siang ana harman kul nasi kebuli : nanti siang gue mau makan nasi kebuli
haya : malu
nanti di bet harem ana jangan bikin haya nte! : nanti dirumah cewek gue jangan bikin malu lo!
Siapa namamu : Man Ismamuka : ismakmien (slank)
Dimana rumahmu : Fa aina sakinatuka : Feinsakien (slank)
hadamah : pembantu
hadamah nte hali juga bie : pembantu lo cantik juga bro
ana syuftak albi sallim : melihatmu hatiku bahagia
habibie ya nurul aini : kekasihku wahai cahaya mataku

la murhansat : tak terlupakan : : >mustafa amr
kam : berapa
tsaman : harga
sa’ah : jam
al : an : sekarang (gue bedain antara AIn dengan ‘ dan hamzah dengan : kek sa’ah itu pake ain, al : an pake hamzah)

kam sa’ah al : an (bisa di baca: kam sa’atul’an) : jam berapa sekarang
kam tsaman hazihi ……… (titik itu barang)
ila ayna anta tazhab : mau pergi kemana. (ila : ke. ayna : mana, anta : kamu laki2, tazhab : pergi)

min ayyi daulah : dari negara mana (min : dari, ayyi itu asal kalimatnya ayna : mana, daulah : negara.)
maza ta : kul : sedang makan apa? (maza : apa, ta : kul dari kata akala artinya makan, karna sedang (present) masuk ta, juga ta itu berarti kamu.

ayna al : hammam (dimana letak wc) hehe letak disini dha ma’ruf jadi gak usah di include.. gak mesti pake ayna makan al : hammam


Setahu saya bahasa Arab terbagi 2 bagian :
1. Fush hah (bahasa resmi, standar di seluruh dunia).
ada yg bilang acuan bahasa fushah adalah al : qur’an.

2. ‘Amiah (bahasa slank ato daerah).
kalo yg ini bisa beda2 tiap suku maupun negara2 Arab.

contohnya :
Uang : Fulus : : > Fush hah
Duit : Nuqud : : >’amiah

contoh2 bahasa ‘amiah yg laen donk, soalnya gak ada di kamus2.
kalo kosa kata fush hah gampang dicari di kamus.
A : Assalamu’alaikum.
B : Wa’alaikum salam
A : Maadzaa taf’al al : aan? (Lagi ngapain?)
B : Aqro : u kitaab : al : Parasituulugii (Lagi baca buku Parsitologi nih..)
A : Ahaadza : l : imtihan bilghod? (emangnya ada ujian ya, besok?)
B : Aiwa. (Iya, neh)
A : Oh, katstsiri : l : mudzakaroh, deh… (oh, banyak : banyak ngulang deh)
B : Insya Allah. Ud’uu lii, ya (do’ain ye..)
A : Insya Allah, ad’uu lak.. la’allaka min : an : naajihiin… (saya doain kamu, semoga sukses deh..)
B : Syukron.
A : Afwan, arji’ awwalan ya. (saya pulang duluan ya..)
B : Tafadhol (silakan)
A : Ila : l : liqoo. (Sampai jumpa lagi)

B : Ila : l : liqoo. Ma’assalamah…(ati ati yee)