pembaca akan dimanjakan baik dari mata hingga ke pikiran. siapkan diri anda untuk membaca dengan menghemat pikiran dan membuat mata anda sangat rilex dengan semua yang telah disediakan penulis
Saturday, March 31, 2018
#Viral Hukum Menjual Speaker Murottal
Viral kemarin status seseorang yang 'menukilkan(???)' pendapat Syeikh Dr. Erwandi hafizhahullah mengenai hukum menjual speaker murottal, yang intinya sang penulis status menukilkan bahwa Beliau berpendapat haram...
(-Kami berhusnuz zhan bahwa mungkin ada yang luput dari jawaban Al-Ustadz yang tidak diingat oleh pembuat status tsb-)
Sehingga akhirnya status empunya tsb, berbondong-bondong di share di medsos, baik via fb maupun wa...
Qadarallah, status tsb dishare di grup yang Kami kelola, dan akhirnya membuat Kami bertanya kpd Ust untuk mengkonfirmasi jawaban Beliau tersebut.
Dan jawaban beliau, bisa kita lihat pada screen shoot percakapan pada gambar ini.
Semoga ini menjadi pelajaran bagi kita semua, bahwa janganlah karena 'semangat' kita untuk menyebar kebaikan, sehingga melupakan adab 'tabayyun' terutama terkait pendapat yang memang harus diperjelas dengan bukti, bukan perkataan yang hanya dinukil secara makna saja....
Cukuplah sabda Nabi berikut sebagai nasehata buat kita :
كفى بالمرء إثما أن يحدث بكل ما سمع
"Cukuplah seseorang itu dikatakan berdosa (dalam riwayat lain -berdusta-) apabila dia menyampaikan segala yang dia dengar"
Dumai, 13 Rajab 1439 H / 31 Maret 2018.
AFA.
#speakermurottal
#sharesaja
#gakperluizin
Hukum Mendownload rekaman kajian, murattal untuk kemudian diperjualbelikan
---------------
"Tidak mengapa mendownload rekaman (kajian/murottal) yang bermanfaat dan mengkopi buku-buku yang bermanfaat untuk kemudian menjualnya karena dalam hal tersebut termasuk perbuatan membantu menyebarkan ilmu, kecuali apabila sang penulis / penerbit melarang hal tersebut, maka wajib meminta izin kepada mereka untuk memperbanyak dan menjualnya"
Fatawa Al-Lajnah Ad-Daimah (13/187)
Thursday, March 29, 2018
📌 Perintah Melaksanakan Dakwah Kepada Allah dan Materi Dakwah
بسم الله الرحمن الرحيم
📚 Sirah(kisah) Nabawiyah, Bag. 28
➖➖➖➖➖➖➖➖➖
〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰
🔖 Nabi ﷺ mendapat berbagai macam perintah dalam firman Allah :
يَا أَيُّهَا الْمُدَّثِّرُ (١) قُمْ فَأَنْذِرْ (٢) وَرَبَّكَ فَكَبِّرْ (٣) وَثِيَابَكَ فَطَهِّرْ (٤) وَالرُّجْزَ فَاهْجُرْ (٥) وَلَا تَمْنُنْ تَسْتَكْثِرُ (٦) وَلِرَبِّكَ فَاصْبِرْ (٧)
"Hai orang yang berselimut, bangunlah lalu beri peringatan, dan agungkanlah Rabbmu, dan bersihkanlah pakaianmu, dan tinggalkanlah perbuatan dosa, dan janganlah kamu memberi (dengan maksud) memperoleh (balasan) yang lebih banyak, dan untuk (memenuhi perintah) Rabbmu, bersabarlah."
[Surat Al-Muddatstsir 1 - 7]
Pada hakekatnya ini mempunyai tujuan yang jauh, berpengaruh kuat, dan nyata, yang dapat dirinci sebagai berikut :
1. Tujuan pemberian peringatan, agar siapapun yang menyalahi keridhoan Allah di dunia ini diberi peringatan tentang akibatnya yang pedih di kemudian hari, dan yang pasti akan mendatangkan kegelisahan dan ketakutan di dalam hatinya.
2. Tujuan mengagungkan Rabb, agar siapapun yang menyombongkan diri di dunia tidak dibiarkan begitu saja melainkan kekuatannya akan dipunahkan dan keadaannya dibalik total, sehingga tidak ada kebesaran yang menyisa di dunia selain kebesaran Allah.
3. Tujuan membersihkan pakaian dan meninggalkan perbuatan dosa, agar kebersihan lahir dan batin benar-benar tercapai, begitu pula dalam membersihkan jiwa dari segala noda dan kotoran bisa mencapai titik kesempurnaan, agar jiwa manusia berada di bawah lindungan rahmat Allah, penjagaan, pemeliharaan, hidayah dan cahaya-Nya, sehingga dia menjadi sosok paling ideal di tengah masyarakat manusia mengundang pesona semua hati dan decak kekaguman.
4. Tujuan larangan mengharap yang lebih banyak dari apa yang diberikan agar seseorang tidak menganggap perbuatan dan usahanya sesuatu yang lebih besar lagi hebat, agar dia senantiasa berbuat dan berbuat lebih banyak berusaha dan berkorban, lalu melupakannya. Bahkan dengan perasaannya di hadapan Allah, dia tidak merasa telah berbuat dan berkorban.
5. Dalam ayat yang terakhir terdapat isyarat tentang gangguan, siksaan, ejekan dan olok-olok yang bakal dilancarkan orang-orang yang menentang, dan bahkan mereka akan berusaha membunuh beliau dan membunuh para sahabat serta menekan setiap orang yang beriman di sekitar beliau. Allah memerintahkan agar beliau bersabar dalam menghadapi semua itu, dengan modal kekuatan dan ketabahan hati, bukan dengan tujuan untuk kepentingan pribadi, tapi karena keridhoan Allah semata.
Allohu Akbar! Alangkah sederhananya perintah-perintah ini jika dilihat secara sepintas lalu. Alangkah lembut sentuhannya. Tetapi, betapa besar dan berat pengalamannya, alangkah besar pengaruh guncangannya terhadap seisi alam dan membiarkan sebagian berbenturan dengan sebagian yang lain. Ayat-ayat ini sendiri mengandung materi-materi dakwah dan tablig. Pemberian peringatan itu sendiri biasanya mengundang berbagai reaksi yang kurang menyenangkan bagi pelakunya. Apalagi semua orang sudah tahu bahwa dunia ini tidak mahu tahu apa yang dilakukan manusia dan tidak akan memberi balasan macam apa pun terhadap apapun yang mereka kerjakan
✍ Akh Abu Haidar hafidzahullah
🍃🍂🍃🍂🍃🍂🍃🍂🍃🍂🍃🍂🍃🍂🍃🍂
♻ MD ar Risalah
📚 Sirah(kisah) Nabawiyah, Bag. 28
➖➖➖➖➖➖➖➖➖
〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰
🔖 Nabi ﷺ mendapat berbagai macam perintah dalam firman Allah :
يَا أَيُّهَا الْمُدَّثِّرُ (١) قُمْ فَأَنْذِرْ (٢) وَرَبَّكَ فَكَبِّرْ (٣) وَثِيَابَكَ فَطَهِّرْ (٤) وَالرُّجْزَ فَاهْجُرْ (٥) وَلَا تَمْنُنْ تَسْتَكْثِرُ (٦) وَلِرَبِّكَ فَاصْبِرْ (٧)
"Hai orang yang berselimut, bangunlah lalu beri peringatan, dan agungkanlah Rabbmu, dan bersihkanlah pakaianmu, dan tinggalkanlah perbuatan dosa, dan janganlah kamu memberi (dengan maksud) memperoleh (balasan) yang lebih banyak, dan untuk (memenuhi perintah) Rabbmu, bersabarlah."
[Surat Al-Muddatstsir 1 - 7]
Pada hakekatnya ini mempunyai tujuan yang jauh, berpengaruh kuat, dan nyata, yang dapat dirinci sebagai berikut :
1. Tujuan pemberian peringatan, agar siapapun yang menyalahi keridhoan Allah di dunia ini diberi peringatan tentang akibatnya yang pedih di kemudian hari, dan yang pasti akan mendatangkan kegelisahan dan ketakutan di dalam hatinya.
2. Tujuan mengagungkan Rabb, agar siapapun yang menyombongkan diri di dunia tidak dibiarkan begitu saja melainkan kekuatannya akan dipunahkan dan keadaannya dibalik total, sehingga tidak ada kebesaran yang menyisa di dunia selain kebesaran Allah.
3. Tujuan membersihkan pakaian dan meninggalkan perbuatan dosa, agar kebersihan lahir dan batin benar-benar tercapai, begitu pula dalam membersihkan jiwa dari segala noda dan kotoran bisa mencapai titik kesempurnaan, agar jiwa manusia berada di bawah lindungan rahmat Allah, penjagaan, pemeliharaan, hidayah dan cahaya-Nya, sehingga dia menjadi sosok paling ideal di tengah masyarakat manusia mengundang pesona semua hati dan decak kekaguman.
4. Tujuan larangan mengharap yang lebih banyak dari apa yang diberikan agar seseorang tidak menganggap perbuatan dan usahanya sesuatu yang lebih besar lagi hebat, agar dia senantiasa berbuat dan berbuat lebih banyak berusaha dan berkorban, lalu melupakannya. Bahkan dengan perasaannya di hadapan Allah, dia tidak merasa telah berbuat dan berkorban.
5. Dalam ayat yang terakhir terdapat isyarat tentang gangguan, siksaan, ejekan dan olok-olok yang bakal dilancarkan orang-orang yang menentang, dan bahkan mereka akan berusaha membunuh beliau dan membunuh para sahabat serta menekan setiap orang yang beriman di sekitar beliau. Allah memerintahkan agar beliau bersabar dalam menghadapi semua itu, dengan modal kekuatan dan ketabahan hati, bukan dengan tujuan untuk kepentingan pribadi, tapi karena keridhoan Allah semata.
Allohu Akbar! Alangkah sederhananya perintah-perintah ini jika dilihat secara sepintas lalu. Alangkah lembut sentuhannya. Tetapi, betapa besar dan berat pengalamannya, alangkah besar pengaruh guncangannya terhadap seisi alam dan membiarkan sebagian berbenturan dengan sebagian yang lain. Ayat-ayat ini sendiri mengandung materi-materi dakwah dan tablig. Pemberian peringatan itu sendiri biasanya mengundang berbagai reaksi yang kurang menyenangkan bagi pelakunya. Apalagi semua orang sudah tahu bahwa dunia ini tidak mahu tahu apa yang dilakukan manusia dan tidak akan memberi balasan macam apa pun terhadap apapun yang mereka kerjakan
✍ Akh Abu Haidar hafidzahullah
🍃🍂🍃🍂🍃🍂🍃🍂🍃🍂🍃🍂🍃🍂🍃🍂
♻ MD ar Risalah
📌 Silaturahim Menambah Panjang Umur
بسم الله الرحمن الرحيم
📚 Adab dan Akhlak, Bag. 15
〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰
[41/56]
👤 Dari Anas bin Malik mengatakan bahwa Rasulullah ﷺ bersabda,
مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِيْ رِزْقِهِ، أَوْ يُنْسَأَ لَهُ فِيْ أَثَرِهِ، فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ
"Siapa yang ingin dilapangkan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, hendaklah dia menyambung tali silaturahim. (Shahih, Lihat Shahih Abu Dawud (1486) ; [Bukhari : 78 - Kitab Al Adab, 12 Man Busitha lahu fir Rizqi bi Shilatir Rahim]
[42/57]
👤 Dan Juga dari Abu Hurairah رضي الله عنه berkata, "Saya mendengar Rasulullah ﷺ bersabda,
مَنْ سَرَّهُ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِيْ رِزْقِهِ أَوْ يُنْسَأَ لَهُ فِيْ أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ
" Siapa yang suka dilapangkan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, hendaknya menyambung silaturrahim." (Shahih, Lihat Shahih Abu Dawud (1486) ; [Bukhari : 78 - Kitab Al Adab, 12 Man Busitha lahu fir Rizqi bi Shilatir Rahim]
📝 Shahih Adabul Mufrad
👤 Takhrij dan Tashih oleh Syaikh Muhammad Nashiruddin al-Albani
✍ Akh Abu Haidar hafidzahullah
🍃🍂🍃🍂🍃🍂🍃🍂🍃🍂🍃🍂🍃🍂🍃🍂
♻ MD ar Risalah
📚 Adab dan Akhlak, Bag. 15
〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰
[41/56]
👤 Dari Anas bin Malik mengatakan bahwa Rasulullah ﷺ bersabda,
مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِيْ رِزْقِهِ، أَوْ يُنْسَأَ لَهُ فِيْ أَثَرِهِ، فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ
"Siapa yang ingin dilapangkan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, hendaklah dia menyambung tali silaturahim. (Shahih, Lihat Shahih Abu Dawud (1486) ; [Bukhari : 78 - Kitab Al Adab, 12 Man Busitha lahu fir Rizqi bi Shilatir Rahim]
[42/57]
👤 Dan Juga dari Abu Hurairah رضي الله عنه berkata, "Saya mendengar Rasulullah ﷺ bersabda,
مَنْ سَرَّهُ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِيْ رِزْقِهِ أَوْ يُنْسَأَ لَهُ فِيْ أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ
" Siapa yang suka dilapangkan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, hendaknya menyambung silaturrahim." (Shahih, Lihat Shahih Abu Dawud (1486) ; [Bukhari : 78 - Kitab Al Adab, 12 Man Busitha lahu fir Rizqi bi Shilatir Rahim]
📝 Shahih Adabul Mufrad
👤 Takhrij dan Tashih oleh Syaikh Muhammad Nashiruddin al-Albani
✍ Akh Abu Haidar hafidzahullah
🍃🍂🍃🍂🍃🍂🍃🍂🍃🍂🍃🍂🍃🍂🍃🍂
♻ MD ar Risalah
📌 Gerakan dan Bacaan Sholat
بسم الله الرحمن الرحيم
📚 Sifat Sholat Nabi ﷺ, Bag. 29
〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰
📌 Gerakan dan Bacaan Sholat
————————————
🔟. Penghapusan Disyariatkannya Membaca Al-Fatihah di Belakang Imam, Pada Shalat yang Jahr (Yang Bacaannya Dikeraskan)
🔹 Pertama, bila imam membaca dengan keras, makmum tidak membaca
Pada awalnya Rasulullah ﷺ memperbolehkan makmun untuk membaca al-Fatihah di belakang imam pada shalat-shalat yang jahr.
"Ketika shalat Subuh, Rasulullah ﷺ membaca ayat dan merasa terganggu (oleh bacaan salah seorang makmum). Setelah shalat beliau bertanya :
لَعَلَّكُمْ تَقْرَؤُوْنَ خَلْفَ إِمَامِكُمْ. قُلْنَا : نَعَمْ هَذًّا يَا رَسُولَ اللَّهِ! قَالَ : (لَا تَفْعَلُوْا ؛ إِلاَّ [أَنْ يَقْرَأَ أَحَدُكُمْ] بِفَاتِحَةِ الْكِتَابِ، فَإِنَّهُ لَا صَلَاةَ لِمَنْ لَمْ يَقْرَأْ بِهَا)
"Barangkali, tadi di antara kalian ada yang turut membaca di belakang imam kalian?" Kami menjawab : 'Ya, tetapi dengan cepat, wahai Rasulullah.' Beliau bersabda : "Jangan kalian lakukan! Kecuali (jika kalian membaca) al-Fatihah, karena tidak ada shalat bagi orang yang tidak membaca al-Fatihah dalam shalatnya." (Diriwayatkan oleh Al-Bukhary dalam Juz-ul Qiraa-ah Khalfal Imaam, Abu Dawud, dan Ahmad. Hadits ini dihasankan oleh at-Tirmidzi dan ad-Daraquthni)
Selanjutnya Rasulullah melarang makmum membaca Al-Qur’an dalam shalat jahr. Peristiwa ini terjadi ketika Rasulullah ﷺ selesai melakukan shalat, dimana imam membaca Al-Qur’an dengan suara keras (dan dalam suatu riwayat disebutkan bahwa shalat itu adalah shalat subuh).
🔖 Beliau ﷺ bersabda :
هَلْ قَرَأَ مَعِيْ مِنْكُمْ أَحَدٌ آنِفًا؟ فَقَالَ رَجُلٌ : نَعَمْ، أَنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ! فَقَالَ : إِنِّيْ أَقُوْلُ : مَالِيْ أُنَازَعُ
"Adakah tadi, seseorang di antara kalian yang membaca Al-Qur’an bersamaan denganku?" Salah seorang laki-laki menjawab ; "Ya, saya wahai Rasulullah." Kemudian beliau bersabda : "Kenapa bacaanku diganggu?
(Abu Hurairah رضي الله عنه) : "Kemudian para sahabat berhenti membaca Al-Qur’an bersama Rasulullah ﷺ,- bila Rasulullah ﷺ membaca dengan suara keras- ketika bacaan itu mereka dengar, [dan mereka membaca tanpa bersuara bila imam tidak mengeraskan bacaannya]. (Diriwayatkan oleh Malik, al-Humaidi, Al-Bukhâri dalam Juz-ul Qiraa-ah Khalfal Imaam, Abu Dawud, Ahmad, dan al-Muhamili (VI/139/1), dihasankan oleh at-Tirmidzi, tetapi dishahihkan oleh Abu Hatim ar-Razi, Ibnu Hibban, dan Ibnul Qoyyim.)
👤 Akh Abu Haidar hafidzahullah dari Kitab "Sifat Sholat Nabi ﷺ" Karya Syaikh Muhammad Nashiruddin al-Albani rahimahullah
🍃🍂🍃🍂🍃🍂🍃🍂🍃🍂🍃🍂🍃🍂🍃🍂
♻ MD ar Risalah
📚 Sifat Sholat Nabi ﷺ, Bag. 29
〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰
📌 Gerakan dan Bacaan Sholat
————————————
🔟. Penghapusan Disyariatkannya Membaca Al-Fatihah di Belakang Imam, Pada Shalat yang Jahr (Yang Bacaannya Dikeraskan)
🔹 Pertama, bila imam membaca dengan keras, makmum tidak membaca
Pada awalnya Rasulullah ﷺ memperbolehkan makmun untuk membaca al-Fatihah di belakang imam pada shalat-shalat yang jahr.
"Ketika shalat Subuh, Rasulullah ﷺ membaca ayat dan merasa terganggu (oleh bacaan salah seorang makmum). Setelah shalat beliau bertanya :
لَعَلَّكُمْ تَقْرَؤُوْنَ خَلْفَ إِمَامِكُمْ. قُلْنَا : نَعَمْ هَذًّا يَا رَسُولَ اللَّهِ! قَالَ : (لَا تَفْعَلُوْا ؛ إِلاَّ [أَنْ يَقْرَأَ أَحَدُكُمْ] بِفَاتِحَةِ الْكِتَابِ، فَإِنَّهُ لَا صَلَاةَ لِمَنْ لَمْ يَقْرَأْ بِهَا)
"Barangkali, tadi di antara kalian ada yang turut membaca di belakang imam kalian?" Kami menjawab : 'Ya, tetapi dengan cepat, wahai Rasulullah.' Beliau bersabda : "Jangan kalian lakukan! Kecuali (jika kalian membaca) al-Fatihah, karena tidak ada shalat bagi orang yang tidak membaca al-Fatihah dalam shalatnya." (Diriwayatkan oleh Al-Bukhary dalam Juz-ul Qiraa-ah Khalfal Imaam, Abu Dawud, dan Ahmad. Hadits ini dihasankan oleh at-Tirmidzi dan ad-Daraquthni)
Selanjutnya Rasulullah melarang makmum membaca Al-Qur’an dalam shalat jahr. Peristiwa ini terjadi ketika Rasulullah ﷺ selesai melakukan shalat, dimana imam membaca Al-Qur’an dengan suara keras (dan dalam suatu riwayat disebutkan bahwa shalat itu adalah shalat subuh).
🔖 Beliau ﷺ bersabda :
هَلْ قَرَأَ مَعِيْ مِنْكُمْ أَحَدٌ آنِفًا؟ فَقَالَ رَجُلٌ : نَعَمْ، أَنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ! فَقَالَ : إِنِّيْ أَقُوْلُ : مَالِيْ أُنَازَعُ
"Adakah tadi, seseorang di antara kalian yang membaca Al-Qur’an bersamaan denganku?" Salah seorang laki-laki menjawab ; "Ya, saya wahai Rasulullah." Kemudian beliau bersabda : "Kenapa bacaanku diganggu?
(Abu Hurairah رضي الله عنه) : "Kemudian para sahabat berhenti membaca Al-Qur’an bersama Rasulullah ﷺ,- bila Rasulullah ﷺ membaca dengan suara keras- ketika bacaan itu mereka dengar, [dan mereka membaca tanpa bersuara bila imam tidak mengeraskan bacaannya]. (Diriwayatkan oleh Malik, al-Humaidi, Al-Bukhâri dalam Juz-ul Qiraa-ah Khalfal Imaam, Abu Dawud, Ahmad, dan al-Muhamili (VI/139/1), dihasankan oleh at-Tirmidzi, tetapi dishahihkan oleh Abu Hatim ar-Razi, Ibnu Hibban, dan Ibnul Qoyyim.)
👤 Akh Abu Haidar hafidzahullah dari Kitab "Sifat Sholat Nabi ﷺ" Karya Syaikh Muhammad Nashiruddin al-Albani rahimahullah
🍃🍂🍃🍂🍃🍂🍃🍂🍃🍂🍃🍂🍃🍂🍃🍂
♻ MD ar Risalah
Teladan Uwais Al-Qarni(TABI'IN) rahimahullah,
قال رجل لأويس القرني،
Ada seorang lelaki yang berkata kepada Uwais al-Qarni(TABI'IN) rahimahullah,
صلنا يا أويس بالزيارة
Wahai Uwais, sambunglah tali persaudaraan dengan kami melalui ziarah(kunjunganmu)!
فقال له،
Lalu Uwais berkata kepadanya,
قد وصلتك بما هو خير من الزيارة واللقاء، وهو الدعاء بظهر الغيب.
Sungguh saya telah menyambung tali persaudaraan denganmu melalui sesuatu yang lebih baik dibanding dengan ziarah dan pertemuan, dan sarana tersebut adalah DO'A di saat tidak bersua.
إن الزيارة واللقاء ينقطعان والدعاء يبقى ثوابه.
Sesungguhnya ziarah dan pertemuan itu akan terputus sementara do'a akan terus menerus berlanjut pahalanya.
Sumber: Tarikh Dimasyq 9/449.
Diantara faedah:
1. Anjuran saling berkunjung dan memperkuat ukhuwwah.
2. Do'a merupakan sebab langgengnya kebaikan.
Ada seorang lelaki yang berkata kepada Uwais al-Qarni(TABI'IN) rahimahullah,
صلنا يا أويس بالزيارة
Wahai Uwais, sambunglah tali persaudaraan dengan kami melalui ziarah(kunjunganmu)!
فقال له،
Lalu Uwais berkata kepadanya,
قد وصلتك بما هو خير من الزيارة واللقاء، وهو الدعاء بظهر الغيب.
Sungguh saya telah menyambung tali persaudaraan denganmu melalui sesuatu yang lebih baik dibanding dengan ziarah dan pertemuan, dan sarana tersebut adalah DO'A di saat tidak bersua.
إن الزيارة واللقاء ينقطعان والدعاء يبقى ثوابه.
Sesungguhnya ziarah dan pertemuan itu akan terputus sementara do'a akan terus menerus berlanjut pahalanya.
Sumber: Tarikh Dimasyq 9/449.
Diantara faedah:
1. Anjuran saling berkunjung dan memperkuat ukhuwwah.
2. Do'a merupakan sebab langgengnya kebaikan.
Beberapa Amalan yang Memiliki Keutamaan di Hari Jum'at.
__
ㅤ
ㅤ
ㅤ
Saudaraku Seiman...
Hari Jum'at adalah hari yang termulia dari seluruh hari yang ada dalam satu pekan, oleh sebab itu seorang muslim lebih dicintai ketika beramal dengan amalan kebaikan di hari tersebut.
ㅤ
☝🏻 Dan ada beberapa amalan yang memiliki keutamaan khusus ketika dilakukan di hari Jum'at, di antaranya:
ㅤ
✔ Membaca Surat Al-Kahfi
✔ Memperbanyak membaca shalawat kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
✔ Berinfaq di jalan Allah.
ㅤ
🍃 Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda:
ㅤ
مَنْ قَرَأَ سُورَةَ الْكَهْفِ فِى يَوْمِ الْجُمُعَةِ أَضَاءَ لَهُ مِنَ النُّورِ مَا بَيْنَ الْجُمُعَتَيْنِ
ㅤ
"Barangsiapa yang membaca surah Al Kahfi pada hari Jum’at, maka ia akan disinari cahaya di antara dua Jum’at."
📚 HR. An-Nasa’i, dan dishahihkan oleh Asy Syeikh Al Albani dalam Shahihul Jami’: 6470.
ㅤ
🍃Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
ㅤ
أكثروا الصلاة علي يوم الجمعة و ليلة الجمعة ، فمن صلى علي صلاة صلى الله عليه عشرا
ㅤ
"Perbanyaklah shalawat kepadaku pada hari dan malam Jumat, karena barangsiapa yang bershalawat kepadaku satu kali, Allah akan bershalawat kepadanya sepuluh kali."
📚 HR. Al-Baihaqi (3/249)
ㅤ
☝🏻 Adapun berkaitan dengan infaq dan sedekah di hari Jum'at, maka telah berkata Ka'ab bin Malik radhiyallahu anhu:
ㅤ
ﻭﺍﻟﺼﺪﻗﺔ ﻓﻴﻪ ﺃﻋﻈﻢ ﻣﻦ ﺳﺎﺋﺮ ﺍﻻﻳﺎﻡ
ㅤ
»» Dan sedekah dihari jum'at lebih agung dari hari lainnya.
_
📚 Mushannaf 'Abdurrozzaq (5558).
ㅤ
▪ Berkata Ibnul Qayyim rahimahullah:
ㅤ
ﻭﺍﻟﺼﺪﻗﺔ ﻓﻴﻪ ﺑﺎﻟﻨﺴﺒﺔ ﺇﻟﻰ ﺳﺎﺋﺮ ﺃﻳﺎﻡ ﺍﻷﺳﺒﻮﻉ ﻛﺎﻟﺼﺪﻗﺔ ﻓﻲ ﺷﻬﺮ ﺭﻣﻀﺎﻥ ﺑﺎﻟﻨﺴﺒﺔ ﺇﻟﻰ ﺳﺎﺋﺮ ﺍﻟﺸﻬﻮﺭ
ㅤ
»» Dan sedekah pada hari jum'at dibandingkan seluruh hari pada satu pekan adalah seperti sedekah pada bulan Ramadhan dibandingkan seluruh bulan lainnya.
__
📚 Madarijus Salikin.
ㅤ
Wallohu a'lam.
Cara Membuat Martabak Manis khas Bangka
bahan-bahan dibawah dipersiapkan saat Mempersiapkan Adonan
Gandum atau Terigu 500G
Telur 2butir kuningnya saja (boleh 3)
AIR 600 ML (bila perlu air yang agak sedikt panas agar lebih mudah mengaduknya nanti)
Ragi bubuk
Vanili
baking Powder
mentega cair 3 sendok teh
Susu Full Cream (bubuk)
Gula halus 200G (jika menggunakan susu bubuk gula halus tidak diperlukan)
bahan-bahan dibawah dipersiapkan saat martabak sudah masak
Mentega
Susu Cair
Gula pasir biasa secukupnya untuk di taburi saat akan mengangkat
Trigu, susu full cream(bubuk) campurkan aduk terlebih dahulu. lalu telur yang telah dipisahkan dari putihnya masukkan. berbarengan dengan vanili secukupnya
lalu tambahkan air sedikit demi sedikit hingga kira-kira tidak begitu kental dan dapat diaduk dengan mudah. aduk hingga kurang lebih 5 menit.
tambahkan mentega cairnya 3 sendok teh. dan baking powder sekaligus Ragi secukupnya
diamkan paling sebentar itu 1 jam dengan keadaan ditutup rapat didalam sebuah wadah. atau paling lama 6 jam.
setelah didiamkan kita dapat memasaknya.
dibagian ini kita bisa juga menambahkan SODA bubuk secukupnya
selanjutnya siapkan bahan-bahan untuk membuat penyajian
gula pasir
Mentega atau Margarine sama aja.
SUSU KALENG
Meses ceres Coklat
penyajian. saat martabak sudah siap diangkat taburkan gula pasir diatasnya secukupnya
lau angkat martabaknya dari loyang..
setelah itu oleskan margarine atau mentega pada bagian yang akan ditaburkan selai ceresnya
lalu tuangkan susu kaleng diatasnya baru taburkan cersnya.
LIPAT DAN POTONG maka MARTABAK siap disajikan.
NASEHAT UNTUK BERBAKTI KEPADA KEDUA ORANG TUA (BIRRUL WALIDAIN)
Oleh: Ust. Yazid bin Abdul Qadir Jawas
Apabila Anda ingin berhasil di dunia dan di akhirat, maka kerjakanlah beberapa pesan berikut ini:
1. Berbicaralah kepada kedua orang tua Anda dengan sopan santun. Jangan pernah berkata: “Ah!” kepada keduanya, jangan pernah menghardik mereka serta berkatalah kepadanya dengan ucapan yang baik.
2. Taatilah selalu kedua orang tua Anda selama tidak dalam kemaksiatan. Sebab, tidak ada ketaatan kepada makhluk dalam bermaksiat kepada Allah.
3. Berlemah-lembutlah kepada kedua orang tua Anda. Jangan pernah bermuka masam di hadapannya, dan jangan memelototi mereka dengan marah.
4. Jagalah nama baik, kehormatan, beserta harta benda kedua orang tua. Janganlah mengambil sesuatu pun tanpa seizin mereka.
5. Lakukanlah hal-hal yang bisa meringankan pekerjaan orang tua, walaupun ini tanpa diminta oleh mereka. Belikan keperluan mereka dan sungguh-sungguhlah dalam berbakti kepada mereka.
6. Musyawarahkanlah segala urusanmu dengan orang tua, dan mintalah maaf kepada mereka jika terpaksa berselisih pendapat.
7. Bersegeralah memenuhi panggilan orang tua dengan senang dan berseri-seri.
8. Hormatilah sanak kerabat serta teman-teman orang tua, saat masih hidup maupun setelah meninggal.
9. Jangan pernah membantah orang tua, dan janganlah menyalahkan mereka. Jelaskanlah kebenaran dengan cara yang sopan lagi santun.
10. Janganlah pernah membantah perintah mereka dan jangan meninggikan suara Anda di hadapan mereka.
Dengarkanlah ucapan mereka, bersikap santun, dan hormatilah mereka.
11. Bangkitlah jika orang tua menemui Anda, salamilah dan sambutlah mereka dengan sebaik-baiknya.
12. Bantu ibu di rumah dan jangan terlambat membantu pekerjaan ayah.
13. Jangan meninggalkan orang tua jika mereka belum mengizinkan, meskipun untuk urusan penting. Jika terpaksa harus pergi, mintalah maaf kepada mereka dan jagalah hubungan dengan mereka.
14. Janganlah masuk ke kediaman atau kamar orang tua sebelum mendapatkan izin dari keduanya, terutama di waktu istirahat dan sewaktu tidur.
15. Jangan makan sebelum orang tua dan jangan mencela mereka jika berbuat sesuatu yang tidak Anda sukai.
16. Jangan mengutamakan istri dan anak-anak Anda atas orang tua. Selalu meminta restu serta ridha mereka sebelum mengerjakan sesuatu; karena ridha Allah terletak pada ridha orang tua, dan kemurkaan Allah terletak pada kemurkaan mereka.
17. Jangan duduk di tempat yang lebih tinggi dari tempat duduk orang tua dan janganlah bersikap congkak di hadapan mereka.
18. Jangan bersikap sombong kepada orang tua meski Anda seorang pejabat tinggi. Jangan ingkari kebaikan mereka dan jangan menyakiti perasaan mereka.
19. Jangan bersikap kikir/bakhil/pelit kepada orang tua. Jangan sampai mereka mengemis kepada Anda, sebab itu kehinaan bagi Anda. Dan Anda akan memperoleh balasan dari anak-anak Anda kelak. Sungguh apa saja yang Anda perbuat kini, maka Anda akan mendapat balasannya di dunia dan akhirat.
20. Seringlah mengunjungi orang tua dan berilah hadiah. Sampaikan rasa terima kasih Anda atas didikan serta jerih payah mereka. Lihat dan ambillah pelajaran dari anak-anak Anda, yaitu beratnya mendidik mereka.
21. Orang yang paling berhak mendapat penghormatan dari Anda adalah ibu, baru selanjutnya adalah ayah. Ketahuilah, Surga berada di bawah telapak kaki ibu.
22. Jangan menyakiti orang tua dan membuat orang tua marah, yang dengan itu akan menjadikan diri Anda sengsara di dunia dan akhirat. Dan kelak, anak-anak Anda pun akan memperlakukan Anda sebagaimana Anda memperlakukan kedua orang tua Anda.
23. Apabila Anda hendak meminta sesuatu kepada orang tua, maka bersikaplah dengan lemah lembut, serta jangan lupa untuk berterima kasih kepada mereka. Maafkan dan berlapang dada jika permintaan Anda belum bisa mereka penuhi. Jangan terlalu banyak meminta sesuatu yang hal itu bisa merepotkan dan mengganggu mereka.
24. Apabila Anda mampu, maka bekerjalah dan bantulah kedua orang tua Anda.
25. Orang tua memiliki hak atas Anda, dan istri Anda
juga mempunyai hak atas Anda, maka tunaikanlah masing-masing hak mereka. Jika ada perselisihan, selesaikanlah segera dengan solusi yang terbaik.
26. Jika orang tua dan istri Anda berselisih, bertindaklah bijaksana, berilah masing-masing hadiah istimewa, dan damaikan kedua belah pihak.
27. Kalau terjadi perselisihan tentang urusan perkawinan atau thalaq (talak), maka selesaikanlah ia menurut hukum Islam, karena itu adalah sebaik-baik hukum.
28. Doa orang tua itu, baik atau buruk, dikabulkan oleh Allah. Maka itu berhati-hatilah terhadap doa mereka untuk keburukan.
29. Bersikap sopan-santun kepada orang tua orang lain. Jangan mencaci mereka, sehingga mereka mencaci orang tua Anda. Nabi ﷺ bersabda:
مِنَ الْكَبَائِرِ شَتْمُ الرَّجُلِ وَالِدَيْهِ . قَالُوْا: يَا رَسُوْلَ اللهِ، وَهَلْ يَشْتِمُ الرَّجُلُ وَالِدَيْهِ؟ قَالَ: نَعَمْ، يَسُبُّ أَبَا الرَّجُلِ، فَيَسُبُّ أَبَاهُ، وَيَسُبُّ أُمَّهُ، فَيَسُبُّ أُمَّهُ
“Di antara dosa-dosa besar adalah cacian seseorang terhadap kedua orang tuanya.” Para Sahabat berkata: “Wahai Rasulullah, bagaimana mungkin seseorang mencaci kedua orang tuanya?” Beliau menjelaskan: “Benar. Ia mencaci ayah orang lain, maka orang itu akan mencaci ayahnya. Apabila ia mencaci ibu orang lain, maka orang itu akan mencaci ibunya.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
30. Kunjungilah kedua orang tua Anda, selama mereka masih hidup; dan ziarahilah kubur mereka setelah mereka wafat. Bersedekahlah atas nama mereka, serta berdoalah untuk kebaikan mereka.
رَبِّ اغْفِرْ لِيْ وَلِوَالِدَيَّ وَارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِيْ صَغِيْرًا
“Ya Rabbku, ampunilah aku dan juga kedua orang tuaku. Sayangilah keduanya sebagaimana mereka menyayangiku ketika kecil.”
Mudah-mudahan kita menjadi orang-orang yang shalih dan shalihah, dan mudah-mudahan anak-anak kita menjadi anak-anak yang shalih dan shalihah, yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya serta berbakti kepada kedua orang tua.
رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَاماً
“...Ya Rabb kami, anugerahkanlah kepada kami pasangan kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al-Furqân 74)
رَبِّ اجْعَلْنِي مُقِيمَ الصَّلَاةِ وَمِنْ ذُرِّيَّتِي ۚ رَبَّنَا وَتَقَبَّلْ دُعَاءِ
“Ya Rabbku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang yang tetap melaksanakan shalat, ya Rabb kami, perkenankanlah doaku.” (QS. Ibrahim : 40)
رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَى وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ وَأَصْلِحْ لِي فِي ذُرِّيَّتِي إِنِّي تُبْتُ إِلَيْكَ وَإِنِّي مِنَ الْمُسْلِمِينَ
“...Ya Rabbku, berilah aku petunjuk agar aku dapat men-syukuri nikmat-Mu yang telah Engkau limpahkan kepada-ku dan kepada kedua orang tuaku dan agar aku dapat berbuat kebajikan yang Engkau ridhai; dan berilah aku kebaikan yang akan mengalir sampai kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertobat kepada Engkau dan sungguh, aku termasuk orang muslim.” (QS. Al-Ahqâf : 15)
Mudah-mudahan bermanfaat bagi penulis, keluarga, para pembaca dan kaum muslimin.
Semoga shalawat dan salam senantiasa dilimpahkan kepada Rasulullah ﷺ, keluarga, para Sahabatnya, dan para pengikut beliau yang baik sampai hari Kiamat.
Sumber:
BIRRUL WALIDAIN (Berbakti Kepada Kedua Orang Tua)
Hlm. 100 - 106
Penerbit Pustaka Imam Asy-Syafii - Jakarta
Tuesday, March 13, 2018
Kebenaran Al-Qur'an 14 abad yang lalu baru terungkap SEKARANG...!!!!
Fungsi Al-Qur’an yang paling utam ialah sebagai pedoman
hidup umat manusia dan petunjuk kebenaran bagi mereka yang sesungguhnya manusia
tidak lah tau kebenaran pada dirinya sehingga mereka hidup damai, adil, makmur
dan bahagia. Hingga ayat Al-Qur’an meluruskan dan menerangkan apa yang harus
uamt manusia lakukan dana apa yang harusnya tidak umat manusia lakukan. Tidak ada kesalahan didalamnya. Kita ambil contoh kebenaran Al-Qur’an yang
sesungguhnya lebih dari 14 abad yang lalu telah dijelaskan sedangkan ilmu
pengetahuan medis baru mendapatinya sekarang bahwa benar adanya. Seperti yang
dijelaskan dalam firman Allah SWT yang disampaikan melalui Jibril sampai kepada
Nabi Muhammad SAW pada Surah Ar-Rahman ayat 19-22:
مَرَجَ
الْبَحْرَيْنِ يَلْتَقِيَانِ
يْنَهُمَا بَرْزَخٌ لاَّيَبْغِيَانِ
“Dia (Allah SWT)
membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu. Antara keduanya
ada batas yang tidak dilampaui masing-masing.” (Q.S. Ar-Rahman:19-20)
Namun ilmuan baru saat ini tahu bahwa air laut itu ada
bagian yang tidak dapat menyatu. Dimana bacaan mengejutkan pada buku Principles of Oceanograpy yang dikarang oleh Richard A Davis. Menceritakan tentang
permukaan laut di Gibraltar. Yang dimana dibuku itu ditulis di perairan itu
terdapat dua bagian air yang tidak menyatu tampak sekat-sekat diantaranya.
Pengertian kata
“tafsir” diambil dari kata “fassarayafassiru tafsiran” yang artinya keterangan.
Atas penjelasan. Atau menerangkan apa yang tidak kita pahami. Sesungguhnya
ayat-ayat Al-Qur’an sangat lah luas maknanya. Tidak sedikit yang kita pahami.
Maka dengan adanya tafsiran dari berbagai kalangan orang-orang yang ahli atau
ulama membantu menjelaskan detail tujuan dan makna dengan kalimat yang mudah
kita pahami dari suatu ayat yang ditafsirkan.
Subscribe to:
Posts (Atom)