MUQADDIMAH TABLIGH AKBAR USTADZ YAZID BIN 'ABDUL QADIR JAWAS -hafizhahullaah-
[Masjid Habiburrahman PTDI Bandung]
Yang kita minta setiap hari adalah: ilmu yang bermanfaat:
اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَرِزْقًا طَيِّبًا، وَعَمَلًا مُتَقَبَّلًا
"Ya Allah, aku minta kepada-Mu: ilmu yang bermanfaat, rizki yang baik, dan amal shalih."
Banyak orang yang menghadiri kajian-kajian; akan tetapi tidak mendapatkan apa-apa. Sehingga harus dijaga adab-adab dalam menuntut ilmu:
[1]- Ikhlas
Allah -Ta'aalaa- berfirman:
وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ وَيُقِيمُوا الصَّلَاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ ۚ وَذَٰلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ
"Padahal mereka hanya diperintah menyembah Allah dengan ikhlas menaati-Nya semata-mata karena (menjalankan) agama, dan juga agar melaksanakan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus (benar)." (QS. Al-Bayyinah: 5)
[2]- Mendengarkan
[3]- Diam
Allah -Ta'aalaa- berfirman:
وَإِذَا قُرِئَ الْقُرْآنُ فَاسْتَمِعُوا لَهُ وَأَنْصِتُوا لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
"Dan apabila dibacakan Al-Qur'an, maka dengarkanlah dan diamlah, agar kamu mendapat rahmat." (QS. Al-A'raaf: 204)
[4]- Berusaha Untuk Memahami
Dikatakan (oleh para ulama): "Ilmu itu adalah: pemahaman."
Dan Nabi -shallallaahu 'alaihi wa sallam- bersabda:
مَنْ يُرِدِ اللَّهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِي الدِّينِ
"Barangsiapa yang Allah kehendaki kebaikan baginya; maka Dia akan memahamkannya terhadap agama."
[5]- Mencatat
Nabi -shallallaahu 'alaihi wa sallam- bersabda:
قَيِّدُوا الْعِلْمَ بِالْكِتَابِ.
"Ikatlah ilmu dengan menulisnya."
Anas bin Malik -radhiyallaahu 'anhu- berkata:
قَيِّدُوا الْعِلْمَ بِالْكِتَابَةِ
"Ikatlah ilmu dengan tulisan."
[6]- Mengamalkannya
Kita belajar ilmu adalah untuk diamalkan. Dan amalan dalam Islam adalah luas; bukan hanya beberapa cabang. Anggapan sebagian orang bahwa mengikuti Sunnah adalah CUKUP DENGAN: berjenggot, tidak isbal, dan mengerjakan Shalat berjama'ah-bagi laki-laki-, & berjilbab lebar dan bercadar -bagi perempuan-, anggapan ini adalah salah. Karena kita harus masuk ke dalam Islam secara keseluruhan. Allah -Ta'aalaa- berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ كَافَّةً وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ ۚ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ
"Wahai orang-orang yang beriman! Masuklah ke dalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kamu ikuti langkah-langkah setan. Sungguh, ia musuh yang nyata bagimu." (QS. Al-Baqarah: 208)
Dan semua amalan adalah mudah, karena syari'at tidak mungkin menyusahkan. Allah -Ta'aalaa- berfirman:
طه * مَا أَنْزَلْنَا عَلَيْكَ الْقُرْآنَ لِتَشْقَىٰ
"Thaahaa. Kami tidak menurunkan Al-Qur'an ini kepadamu (Muhammad) agar engkau menjadi susah." (QS. Thaha: 1-2)
Semua amalan dalam Islam adalah mudah dan tidak ada yang susah. Rasulullah -shallallaahu 'alaihi wa sallam- bersabda:
إِنَّ هَذَا الدِّينَ يُسْرٌ
"Sungguh, agama ini adalah mudah."
[7]- Mendakwahkan
Yang pertama adalah: mendakwahkan keluarga.
Allah -Ta'aalaa- berfirman kepada Rasul-Nya:
وَأَنْذِرْ عَشِيرَتَكَ الْأَقْرَبِينَ
"Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu (Muhammad) yang terdekat." (QS. Asy-Syu'aaraa': 214)
Allah juga berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ
"Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan." (QS. At-Tahriim: 6)
Jadi, yang pertama adalah: kita sendiri harus faham, bukan berlomba-lomba ingin menjadi panitia Tabligh Akbar. Kajian Tabligh Akbar jika dilakukan sekali kali; maka tidak mengapa, tapi kita harus kajian dengan kitab untuk tiap pekannya. Karena banyak orang yang menganggap Tabligh Akbar adalah sudah mencukupi, sehingga banyak yang berlomba-lomba untuk mengadakannya.
Kita semua ingin masuk Surga. Nabi -shallallaahu 'alaihi wa sallam- ketika menyebutkan Tauhid; maka beliau menyebutkan Surga, seperti dalam sabdanya:
مَنْ مَاتَ، وَهُوَ يَعْلَمُ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ دَخَلَ الْجَنَّةَ
"Barangsiapa mati sedangkan dia mengetahui bahwa tidak ada sesembahan yang berhak diibadahi selain Allah; maka dia masuk Surga."
Ketika menyebutkan tentang menuntut ilmu; beliau juga menyebutkan Surga:
وَمَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا ؛ سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ.
“Barangsiapa menempuh suatu jalan untuk menuntut ilmu; maka Allah akan mudahkan baginya suatu jalan menuju Surga."
Dan Allah terus menerus mengaitkan iman & amal shalih: dengan Surga, seperti dalam firman-Nya:
وَبَشِّرِ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ أَنَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ...
"Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang beriman dan berbuat kebajikan, bahwa untuk mereka (disediakan) surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai..." (QS. Al-Baqarah: 25)
Jadi, yang kita tuju adalah Surga dan bukan dunia. Sehingga asas semua ini adalah: IKHLAS KARENA ALLAH.
-ditulis dengan ringkas oleh: Ahmad Hendrix-
No comments:
Post a Comment