----------------------------------------
Ustadz Muhammad Wasitho, Lc MA
_Bismillah_
Cinta sejati kepada Nabi shallallahu 'alaihi wassalam adalah
terwujud dan terbukti dengan senantiasa berupaya mengikuti petunjuk dan
tuntunan beliau dalam setiap urusan agama, baik yang ada di dalam Al-Quran
maupun As-Sunnah yang Shohih.
Adapun mengekspresikan rasa cinta kepada Nabi shallallahu
'alaihi wassalam dengan melakukan ritual-ritual dan peringatan atau perayaan
yang sesuai dengan selera dan hawa nafsu seperti peringatan Maulid (hari
kelahiran) Nabi, maka hal ini menunjukkan kecintaan yg dusta dan palsu kepada
beliau, karena peringatan Maulid Nabi bukanlah termasuk dalam ajaran Islam yg
murni dan benar.
▶ Diantara bukti-bukti yang
menunjukkan bahwa perayaan dan peringatan Maulid Nabi bukan bagian dari ajaran
Islam, dan yang membuat kami (Ahlus Sunnah) merasa yakin dan mantap menolaknya
dan tidak akan memperingatinya adalah hal-hal berikut ini:
1⃣ BUKTI PERTAMA :
Abu Bakar Ash-Shiddiq radhiyallahu anhu, seorang kholifah yg
lurus pernah menjabat sebagai kholifah (pemimpin bagi kaum muslimin)
sepeninggal Rasulullah shallallahu 'alaihi wassalam selama 2 tahun, namun
beliau TIDAK PERNAH melakukan peringatan Maulid Nabi, padahal beliau adalah
orang yg paling jujur dan terpercaya dari umat Islam ini, dan seorang yg
senantiasa mendampingi Nabi ketika bersembunyi di dalam gua Hira' dari kejaran
kaum musyrikin Quraisy.
2⃣ BUKTI KEDUA :
Umar bin Khoththob "Al-Faruq" radhiyallahu anhu
pernah menjabat sebagai kholifah bagi kaum muslimin selama 10 tahun, namun
beliau TIDAK PERNAH merayakan Maulid Nabi.
3⃣ BUKTI KETIGA :
Utsman bin Affan radhiyallahu anhu pernah menjabat sebagai
kholifah selama 13 tahun, namun beliau TIDAK PERNAH mengadakan peringatan
Maulid Nabi, padahal beliau adalah menantu Nabi (suami bagi 2 putri Nabi, yaitu
Ruqayyah dan Ummu Kultsum).
4⃣ BUKTI KEEMPAT :
Ali bin Abi Tholib radhiyallahu anhu menjabat sebagai
kholifah selama 4 tahun, namun beliau juga TIDAK PERNAH memperingati Maulid
Nabi, padahal beliau adalah saudara sepupu dan sekaligus sebagai menantu Nabi
shallallahu 'alaihi wassalam, yakni beliau adalah suami Fatimah Az-Zahra' putri
Nabi shallallahu 'alaihi wassalam, pemimpin para wanita penghuni surga.
5⃣ BUKTI KELIMA :
Hasan bin Ali bin Abu Tholib radhiyallahu anhuma pernah
menjadi kholifah selama 6 bulan, namun beliau TIDAK PERNAH merayakan Maulid
Nabi shallallahu 'alaihi wassalam, padahal beliau adalah cucu Nabi shallallahu
'alaihi wassalam, dan pemimpin para pemuda penghuni surga.
6⃣ BUKTI KEENAM :
Mu'awiyah bin Abu Sufyan radhiyallahu anhu juga TIDAK PERNAH
merayakan Maulid Nabi shallallahu 'alaihi wassalam, padahal beliau adalah raja
terbaik dalam sejarah Islam.
7⃣ BUKTI KETUJUH :
Pemerintahan Dinasti Umayyah yang di dalamnya ada kholifah
Umar bin Abdul Aziz, dan juga pemerintahan Dinasti Abbasiyyah yang di dalamnya
ada kholifah Harun Ar-Rosyid rahimahumullah, mereka semua TIDAK PERNAH
merayakan Maulid Nabi.
Mereka semua adalah para ulama Islam dan pecinta Nabi
shallallahu 'alaihi wassalam yang sebenarnya, TIDAK ADA seorang pun dari mereka
yang memperingati Maulid Nabi shallallahu 'alaihi wassalam sepanjang masa
generasi yang mulia tersebut, padahal mereka adalah para pembawa dan penghafal
Al-Quran serta periwayat hadits-hadits Nabi shallallahu 'alaihi wassalam, dan
mereka adalah orang-orang yang paling berilmu dan paham tentang syari'at Islam
yang Allah turunkan.
▶Maka dari itu kita katakan,
'Jika sekiranya peringatan dan perayaan Maulid Nabi itu
merupakan amal kebaikan (dalam syari'at Islam), niscaya mereka akan bersegera
mendahului kita dalam memperingati dan merayakannya.
Dan kita juga mengatakan sebagaimana yang pernah dikatakan
oleh imam Darul Hijroh, Imam Malik bin Anas rahimahullah :
"Perkara apapun yang tidak termasuk ajaran Islam di
zaman Rasulullah shallallahu 'alaihi wassalam dan para sahabat radhiyallahu
anhuma, maka perkara itu di zaman kami mustahil menjadi bagian dari ajaran
Islam."
▶Kita juga sudah mengetahui secara
yakin dan pasti bahwa Rasu lullah shallallahu 'alaihi wassalam tidaklah
berpindah ke negeri akhirat (wafat), melainkan Allah telah menyempurnakan agama
Islam yang beliau bawa. (Silakan baca surat Al-Maidah ayat 3).
Beliau shallallahu 'alaihi wassalam telah memperingatkan
umatnya dengan keras dari perbuatan mengada-adakan dan melakukan amalan baru di
dalam agama Islam yang tidak pernah dikerjakan oleh beliau dan para sahabat
beliau.
_Di dalam hadits, Rasulullah shallallahu alaihi wassalam
bersabda (artinya):_
_"Berhati-hatilah kamu dari perkara-perkara yang baru,
karena setiap perkara baru (dalam agama) adalah sesat." (HR. At-Tirmidzi 2676 dishohihkan Al-albany)_
Inilah beberapa bukti dan alasan kami menolak perayaan dan
peringatan Maulid Nabi shallallahu 'alaihi wassalam.
Semoga menjadi ilmu yang bermanfaat dan semakin mengokohkan
kita untuk tegar dan sabar di atas Sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi
wassalam hingga akhir hayat.
_Aamiin_
http://bit.ly/2zXnzDO
No comments:
Post a Comment