Friday, November 10, 2017

๐Ÿ“Œ Persiapan Sholat

ุจุณู… ุงู„ู„ู‡ ุงู„ุฑุญู…ู† ุงู„ุฑุญูŠู…

๐Ÿ“š Sifat Sholat Nabi ๏ทบ, Bag. 10
➖➖➖➖➖➖➖


————————————
7⃣. Sutrah (Pembatas) dan Kewajiban Memasangnya.

๐Ÿ‘ค "Rasulullah ๏ทบ berdiri dekat dengan sutrah, jarak antara beliau berdiri dan tembok pembatas adalah tiga hasta." (Diriwayatkan oleh Al-Bukhary dan Ahmad) "Sedangkan jarak antara tempat sujud beliau dengan tembok pembatas kurang lebih hanya jarak yang cukup untuk dilewati oleh seekor kambing." (Diriwayatkan oleh Al-Bukhary dan Muslim).

๐Ÿ“• Beliau juga bersabda :

ู„َุง ุชُุตَู„ِّ ุฅِู„ุงَّ ุฅِู„َู‰ ุณُุชْุฑَุฉٍ، ูˆَู„ุงَ ุชَุฏَุนْ ุฃَุญَุฏًุงูŠَู…ُุฒُّ ุจَูŠْู†َ ูŠَุฏَูŠْูƒَ، ูَุฅِู†ْ ุฃَุจَู‰ ูَู„ْุชُู‚َุงุชِู„ْู‡ُ ؛ ูَุฅِู†َّ ู…َุนَู‡ُ ุงู„ْู‚َุฑِูŠْู†ُ 

"Janganlah kalian shalat, kecuali dengan menghadap sutrah, dan janganlah engkau biarkan seorang pun lewat dihadapanmu. Apabila ia tidak mau dicegah (untuk lewat), maka lawanlah ia, karena sesungguhnya ia disertai oleh syaithan." (Diriwayatkan oleh Ibnu Khuzaimah (I/93) dengan sanad yang Jayyid.)

๐Ÿ“• Beliau juga bersabda :

ุฅِุฐَุง ุตَู„َّู‰ ุฃَุญَุฏُูƒُู…ْ ุฅِู„َู‰ ุณُุชْุฑَุฉٍ، ูَู„ْูŠَุฏْู†ُ ู…ِู†ْู‡َุง، ู„َุงูŠَู‚ْุทَุนُ ุงู„ุดَّูŠْุทَุงู†ُ ุนَู„َูŠْู‡ِ ุตَู„َุงุชَู‡ُ 

" Apabila salah seorang di antara kalian shalat menghadap sutrah, hendaknya ia mendekat kepada sutrah itu, hingga syaithan tidak memutuskan shalatnya." (Diriwayatkan oleh Abu Dawud, al-Bazzar (dalam Zawaa-idnya, hal. 54), dan al-Hakim dan beliau menshahihkan hadits ini, dan disepakati oleh adz-Dzahabi dan an-Nawawi.)

♻ Dan "beliau terkadang berusaha (memperhatikan dengan sungguh-sungguh) untuk shalat di dekat tiang yang ada di masjidnya."

๐Ÿ”– Apabila beliau shalat (di tempat terbuka, yang tidak ada sesuatu yang dijadikan sutrah),. Maka beliau menancapkan dihadapannya tombak pendek, kemudian beliau shalat menghadapnya sedangkan orang-orang shalat dibelakang beliau." (Diriwayatkan oleh Al-Bukhary, Muslim dan Ibnu Majah). Terkadang beliau melintangkan hewan tunggangannya di hadapannya beliau pun shalat menghadap hewan tersebut." (Diriwayatkan oleh Al-Bukhary dan Ahmad). Berbeda halnya dengan shalat di kandang Unta (Ibid) karena "Beliau melarang hal tersebut." (Maksudnya, dilarang shalat di tempat unta itu menderum). Terkadang beliau "mengambil pelana dan menegakkannya dihadapannya, kemudian beliau berdiri menghadap kayu pada ujung pelana. (Diriwayatkan oleh Muslim, Ibnu Khuzaimah (II /92), dan Ahmad)

๐Ÿ‘ค Oleh Syaikh Muhammad Nashiruddin al-Albani

๐Ÿƒ๐Ÿ‚๐Ÿƒ๐Ÿ‚๐Ÿƒ๐Ÿ‚๐Ÿƒ๐Ÿ‚๐Ÿƒ๐Ÿ‚๐Ÿƒ๐Ÿ‚๐Ÿƒ๐Ÿ‚๐Ÿƒ๐Ÿ‚
MD ar-Risalah

No comments:

Post a Comment