Tuesday, November 28, 2017

💧Manisnya ketaatan, Sialnya kemaksiyatan ...!


✍Segala hal yang Alloh ciptakan didunia merupakan bentuk contoh dari apa yang ada di akherat. Dan segala hal yang terjadi didalamnya merupakan percontohan dari apa yang terjadi di akherat.

Adapun yang terjadi didunia maka setiap orang yang zhalim akan dikenai siksa didunia atas kezhalimannya sebelum dia disiksa diakherat kelak. Demikian pula setiap orang yang berbuat dosa. Ini adalah makna firman Alloh dalam surat an-nisa,
123. لَيْسَ بِأَمَانِيِّكُمْ وَلا أَمَانِيِّ أَهْلِ الْكِتَابِ مَنْ يَعْمَلْ سُوءًا يُجْزَ بِهِ وَلا يَجِدْ لَهُ مِنْ دُونِ اللَّهِ وَلِيًّا وَلا نَصِيرًا
(Pahala dari Allah) itu bukanlah menurut angan-anganmu yang kosong dan tidak (pula) menurut angan-angan Ahli Kitab. Barang siapa yang mengerjakan kejahatan, niscaya akan diberi pembalasan dengan kejahatan itu dan ia tidak mendapat pelindung dan tidak (pula) penolong baginya selain dari Allah.
124. وَمَنْ يَعْمَلْ مِنَ الصَّالِحَاتِ مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَأُولَئِكَ يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ وَلا يُظْلَمُونَ نَقِيرًا
Barang siapa yang mengerjakan amal-amal saleh, baik laki-laki maupun wanita sedang ia orang yang beriman, maka mereka itu masuk ke dalam surga dan mereka tidak dianiaya walau sedikit pun.

Mungkin saja seorang yang berbuat maksiat melihat badan dan hartanya selamat, lalu dia menyangka tak ada hukuman atas perbuatannya. Padahal kelengahannya dari hukuman yang ditimpakan padanya adalah hukuman.

Orang-orang bijak berkata,
"Maksiat setelah maksiat merupakan hukuman dari maksiat. Sedangkan kebaikan setelah kebaikan merupakan pahala dari kebaikan."

Bisa juga bahwa hukuman yang disegerakan didunia itu bersifat maknawi bukan hukuman yang bersifat materi atau fisik. Sebagaimana yang dikatakan sebagian ulama bani israil,
"Wahai Tuhanku, berapa banyak aku bermaksiat kepada-Mu dan Engkau tidak menghukumku!"
Maka dijawab,
"Berapa banyak Aku menghukummu, namun engkau tidak tahu! Bukankah Aku telah menghalangimu dari nikmatnya bermunajat kepada-Ku?"

Maka barangsiapa yang mencernati jenis hukuman ini, niscaya dia dapatkan jenis hukuman ini sudah menantinya. Berapa banyak orang yang menjadikan pandangannya liar, lalu Alloh mengharamkan mata hatinya untuk bisa mengambil pelajaran. Atau orang yang tidak mengendalikan lidahnya, lalu Allah menghalanginya dari kejernihan hatinya. Atau lebih mendahulukan hal yang syubhat dalam makanannya, lalu hatinya menjadi gelap, tak bisa mendirikan sholat malam dan terhalang dari manisnya munajat... dan hal-hal lain yang serupa.
Ini adalah hal yang diketahui oleh orang-orang yang biasa muhasabah  (mengintrospeksi) dirinya.

Sebaliknya, orang yang bertakwa kepada Alloh akan segera mendapatkan balasan yang baik didunia atas takwanya. Adapun bentuk balasan setimpal yang jelas dalam bentuk lahiriyyah, jarang sekali hal itu tertahan.
Contohnya diantaranya sabda Nabi صلى الله عليه وسلم,
إن العبد ليحرم الرزق بالذنب يصيبه.
"Sesungguhnya seorang hamba benar-benar terhalang dari rizkinya dikarenakan dosa yang dia perbuat"( HR Ibnu Majah, 4022 dishohihkan Al-Albany)

Sebagaimana perkayaan Fudhoil bin Iyadh,
"Sungguh aku benar-benar bermaksiat kepada Alloh, lalu aku mendapati hal itu tercermin dalam perilaku tungganganku dan perangai budak wanitaku."

Abu Utsman An-Naisabury putus tali sendalnya saat pergi ke sholat jum'at, sehingga dia terhalang beberapa saat untuk memperbaikinya.
Lalu dia berkata,
"Tali sandalku tidak putus kecuali karena aku tidak mandi untuk sholat jum'at"
(Dan mandi untuk sholat jum'at itu wajib.)

Dan sekiranya seseorang meninggalkan suatu maksiyat karena Alloh, pasti dia akan melihat buah hasilnya. Demikian pula bila dia melakukan ketaatan, diapun akan merasakan buah manis dari hasilnya.

🍂Dirangkum dari Shoidul Khotir, Imam Ibnul Jauzy رحمه الله

🍃Abu Yusuf Masruhin Sahal, Lc

No comments:

Post a Comment