🔥
✍Hendaknya dipahami, bahwa barangsiapa yang mengharap sesuatu, maka harapannya itu menuntut 3 hal,
⏺pertama, kecintaannya kepada apa yang diharapkannya.
⏺kedua, kekhawatirannya jika hal itu sampai hilang dari genggamannya.
⏺ketiga, usahanya untuk meraih hal tersebut sebisa mungkin.
Adapun roja' (harapan) yang tidak diiringi dengsn salah satupun dari ketiga hal tersebut maka yang demikian dinamakan angan-angan kosong belaka.
Angan-angan ini beda sekali dengan harapan.
Setiap orang yang berharap mesti memiliki rasa khawatir.
Sedangkan orang yang menempuh perjalanan itu jika merasa khawatir tentu akan berusaha mempercepat jalannya, karena khawatir jika apa yang digarapkannya itu terluput.
Dari Abu Huroiroh, bersabda Rasululloh صلى الله عليه وسلم،
مَنْ خَافَ أَدْلَجَ وَمَنْ أَدْلَجَ بَلَغَ الْمَنْزِلَ أَلَا إِنَّ سِلْعَةَ اللَّهِ غَالِيَةٌ أَلَا إِنَّ سِلْعَةَ اللَّهِ الْجَنَّةُ
"Barangsiapa yang takut maka dia berjalan, dan barangsiapa yang berjalan niscaya dia akan sampai ke tempat tinggal, ketahuilah sesungguhnya barang dagangan Allah itu sangat mahal, ketahuilah sesungguhnya barang dagangan Allah itu adalah surga." (HR At-Tirmidzy, 2450 dishohihkan Al-Albany)
Sebagaimana Alloh menjadikan pengharapan pada diri orang-orang yang memiliki amalan-amalan yang sholih maka Dia menjadikan rasa takut atau kekhawatiran itu pada diri irang-orang yang memiliki amalan-amalan yang buruk. Dengan demikian, dapatlah diketahui bahwa harapan dan kekhawatiran yang berguna itu adalah yang diiringi dengan amal.
Alloh berfirman dalam surat Al-Mukminun,
(57). إِنَّ الَّذِينَ هُمْ مِنْ خَشْيَةِ رَبِّهِمْ مُشْفِقُونَ
Sesungguhnya orang-orang yang berhati-hati karena takut akan (azab) Tuhan mereka,
(58). وَالَّذِينَ هُمْ بِآيَاتِ رَبِّهِمْ يُؤْمِنُونَ
Dan orang-orang yang beriman dengan ayat-ayat Tuhan mereka,
(59). وَالَّذِينَ هُمْ بِرَبِّهِمْ لَا يُشْرِكُونَ
Dan orang-orang yang tidak mempersekutukan dengan Tuhan mereka (sesuatu apapun),
(60). وَالَّذِينَ يُؤْتُونَ مَا آتَوْا وَقُلُوبُهُمْ وَجِلَةٌ أَنَّهُمْ إِلَىٰ رَبِّهِمْ رَاجِعُونَ
Dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan, dengan hati yang takut, (karena mereka tahu bahwa) sesungguhnya mereka akan kembali kepada Tuhan mereka,
(61). أُولَٰئِكَ يُسَارِعُونَ فِي الْخَيْرَاتِ وَهُمْ لَهَا سَابِقُونَ
mereka itu bersegera untuk mendapat kebaikan-kebaikan, dan merekalah orang-orang yang segera memperolehnya.
Ummul mukminin Aisyah berkata,
"Aku bertanya kepada Rasulullah tentang ayat ini:
"Dan orang-orang yang memberikan apa yang Rabb mereka berikan, dengan hati yang takut, " (Al Mu'minuun: 60)
Aisyah bertanya:
"Apa mereka orang-orang yang meminum khamar dan mencuri?
Beliau menjawab: Bukan, wahai putri Ash Shiddiq, tapi mereka adalah orang-orang yang puasa, shalat dan bersedekah, mereka takut kalau amalan mereka tidak diterima. Mereka itulah orang yang bersegera dalam kebaikan." (HR At-Tirmidzy, 3175 dishohihkan Al-Albany)
Diriwayatkan dari Abu Huroiroh bahwa Alloh menggambarkan orang-orang yang berhak meraih kebahagiaan itu dengan perbuatan baik yang diiringi debtgan rasa khawatir, sedangkan orang-orang yang sengsara itu suka mengerjakan perbuatan yang buruk, namun tetap saja merasa aman dari adzab Alloh.
Barangaiapa yang mau merenungi keadaan para sahabat Nabi, maka ia akan mendapati mereka sebagai orang yang paling banyak amal kebaikannya, namun selalu memiliki rasa kekhawatiran yang sangat besar (jika tidak diterima amalnya) dan takut akan terkena adzabnya.
Sementara itu, kita biasa menghimpun antara keterbatasan amal kebaikan kita yang sedikit, tetapi merasa aman dari datangnya hukuman Allah.
🍂Dinukil dari Al-Jawabul Kafi, Ibnul Qoyyim.
Dan orang yang selamat adalah orang yang beramal dan selalu berharap diterima kebaikannya disertai rasa takut akan gagalnya amal untuk diterima disertai rasa takut akan adzab Alloh yang bisa datang tiba-tiba kapan saja.
Wallohu a'lam
🍃Abu Yusuf Masruhin Sahal, Lc
✏📚✒.🌺...📌
No comments:
Post a Comment