Al-Qur’an untuk Orang Hidup , BUKAN UNTUK ORANG MATI
Al-Qur’an diturunkan Alloh Ta’ala kepada Nabi Muhammad
shollallohu’alaihi wa sallam sebagai petunjuk, rahmat, cahaya, kabar gembira
dan peringatan.
Maka kewajiban orang-orang yang beriman untuk membacanya,
merenungkannya, memahaminya, mengimaninya, mengamalkan dan berhukum dengannya.
Hikmah ini tidak akan diperoleh seseorang yang sudah mati.
Bahkan mendengar saja mereka tidak mampu.
“Sesungguhnya kamu tidak dapat menjadikan orang-orang mati
itu mendengar.”
(Terjemah An-Naml: 80).
Alloh Ta’ala juga berfirman di dalam surat Yasin tentang
hikmah tersebut yang artinya,
“Al Qur’an itu tidak lain hanyalah pelajaran dan kitab yang
memberi penerangan supaya dia memberi peringatan kepada orang-orang yang
hidup.” (Yasin: 69-70).
Alloh berfirman yang artinya, “Sesungguhnya seseorang itu
tidak akan menanggung dosa seseorang yang lain dan bahwasanya manusia tidak
akan memperolehi ganjaran melainkan apa yang telah ia kerjakan.” (An-Najm:
38-39).
Berkata Al-Hafizh Imam Ibnu Katsir rohimahulloh: “Melalui
ayat yang mulia ini, Imam Syafi’i rohimahulloh dan para pengikutnya menetapkan
bahwa pahala bacaan (Al-Qur’an) dan hadiah pahala tidak sampai kepada orang
yang mati, karena bacaan tersebut bukan dari amal mereka dan bukan usaha
mereka. Oleh karena itu Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam tidak pernah
memerintahkan umatnya, mendesak mereka untuk melakukan perkara tersebut dan
tidak pula menunjuk hal tersebut (menghadiahkan bacaan kepada orang yang mati)
walaupun hanya dengan sebuah dalil pun.”
Adapun dalil-dalil yang menunjukkan keutamaan surat Yasin
jika dibaca secara khusus tidak dapat dijadikan hujjah. Membaca surat Yasin
pada malam tertentu, saat menjelang atau sesudah kematian seseorang tidak
pernah dituntunkan oleh syari’at Islam. Bahkan seluruh hadits yang menyebutkan
tentang keutamaan membaca Yasin tidak ada yang sahih sebagaimana ditegaskan
oleh Al Imam Ad Daruquthni.
Islam telah menunjukkan hal yang dapat dilakukan oleh mereka
yang telah ditinggal mati oleh teman, kerabat atau keluarganya yaitu dengan
mendo’akannya agar segala dosa mereka diampuni dan ditempatkan di surga Alloh
subhanahu wa ta’ala. Sedangkan jika yang meninggal adalah orang tua, maka
termasuk amal yang tidak terputus dari orang tua adalah do’a anak yang sholih
karena anak termasuk hasil usaha seseorang semasa di dunia....
allahumma firlii waliwalidayya warhamhuma kama robbayani
soghiroo
No comments:
Post a Comment