➖ Di Tengah Bani Sa'ad bin Bakar
———————————
.... Lanjutan
๐ Kemudian kami membawanya kepada ibunya, meskipun kami masih berharap agar anak itu tetap berada di tengah-tengah kami, karena kami bisa merasakan berkahnya. Maka kami menyampaikan niat ini kepada ibunya. Aku berkata kepadanya, "Andaikan saja engkau sudi membiarkan anakmu ini tetap bersama kami hingga menjadi besar, karena aku khawatir dia terserang penyakit yang biasa menjalar di Mekkah." Kami terus-menerus merayu ibunya agar berkenan mengembalikan anak itu tinggal bersama kami. (Ibnu Hisyam, I /162-164)
(Komentar : kisah ini dha'if (lemah riwayatnya). Al-Albani berkata dalam Ad-Difa'u 'anil Ahaditsin Nabawi was Sirah hal. 39-40, kisah ini tidak memiliki sanad yang bisa dijadikan pijakan. Jalur yang paling populer adalah yang diriwayatkan oleh Muhammad bin Ishaq, dari Jahm bin Abu Jahm, dari Abdullah bin Ja'far, dari Halimah binti Al-Harits As-Sa'diyah.")
๐ Begitulah Rasulullah ๏ทบ tinggal di tengah-tengah Bani Sa'ad bin Bakar, hingga tatkala beliau berumur empat atau lima tahun (ini adalah pendapat mayoritas pakar sejarah. Tetapi, menurut riwayat Ibnu Ishaq bahwa peristiwa itu terjadi pada usia tiga tahun. Lihat Ibnu Hisyam, I /164-165.) terjadi peristiwa pembelahan dada beliau.
๐ค Imam Muslim meriwayatkan dari Anas ุฑุถู ุงููู ุนูู bahwa Rasulullah ๏ทบ didatangi malaikat Jibril, yang saat itu beliau sedang bermain-main dengan beberapa anak kecil lainnya. Malaikat Jibril memegang beliau dan menelentangkannya, lalu membelah dada dan mengeluarkan hati beliau dan mengeluarkan segumpal darah dari dada beliau, seraya berkata, "Ini adalah bagian setan yang ada pada dirimu." Lalu malaikat Jibril mencucinya di sebuah baskom dari emas dengan menggunakan air Zamzam, kemudian menata dan memasukkannya ke tempatnya semula. Anak-anak kecil lainnya berlarian mencari ibu susunya dan berkata, "Muhammad telah dibunuh!" Mereka pun datang menghampiri beliau yang wajahnya semakin berseri. (Shahih Muslim, bab Al-Isra', I/92)
๐ค Karya Syaikh Shafiyyurrahman Al-Mubarakfuri
๐ Ditahqiq oleh Syaikh Muhammad Nashiruddin al-Albani.
No comments:
Post a Comment