Riwayat dlm gambar terdapat dlm kitab Syarh al-Ihyaa' juz 10 pada fasal
ttg ziarah kubur. Lalu dlm kitab Najhul Balaghah dan kitab Manaaqib
as-Sayyidisy Syuhada' Hamzah RA oleh Sayyid Ja'far al-Barzanji dijelaskan bahwa
hadits itu menjadi sandaran hukum bagi org2 Madinah utk melakukan Ziarah Rajabiyah
(ziarah tahunan setiap bulan Rajab) ke makam Sayyidina Hamzah yg ditradisikan
oleh keluarga Syaikh Junaid al-Masra'i krn ia pernah bermimpi dgn Hamzah yg
menyuruhnya melakukan ziarah tsb.
Inilah yang menjadi sandaran hukum bagi pelaksanaan peringatan haul
atau acara tahunan untuk mendoakan dan mengenang para ulama, sesepuh dan orang
tua kita. Namun nukilan di atas sangat janggal bagi kami karena beberapa
alasan:
✔Pertama, kami telah melacak
dalam kitab Syu'abul Iman karya Imam al-Baihaqi, bahkan kami juga melacaknya
melalui program Maktabah Syamilah, namun sayangnya hadits dengan redaksi di
atas tidak kami temukan. Oleh karena itu, tanpa mengurangi rasa hormat kami
berharap kepada saudara kami yang membawakan hadits di atas untuk mencantumkan
sumbernya secara jelas juz dan halamannya, agar kita lihat sanad hadits ini,
sebab bila tanpa sanad, maka semua orang bisa berbicara, sebagaimana ucapan
Imam Ibnul Mubarak rahimahullah.
✔Kedua, kalau kita cermati
nukilan di atas, kita akan merasakan kejanggalan, bagaimana al-Waqidi langsung
meriwayatkan dari Rasulullah صَلَّى
ٱللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ padahal ia wafat
tahun 207 H, berarti ada mata rantai sanad yang terputus. Apalagi al-Waqidi
telah dilemahkan haditsnya oleh mayoritas ulama ahli hadits seperti al-Bukhari,
an-Nasa'i, ad-Daraquthni, dll sehingga al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah
berkata menyimpulkan statusnya, "Matruk (ditinggalkan haditsnya) sekalipun
dia luas ilmunya."
✔Ketiga, anggaplah hadits
ini shahih, tetap bisa dijadikan dalil tentang perayaan haul? Coba anda
bayangkan, dari arah mana segi pendalilan hadits ini? Bukankah yang terdapat
dalam hadits ini hanya berbicara tentang ziarah kubur saja, lantas bagaimana
bisa disamakan dengan perayaan haul yang lazim diamalkan manusia zaman sekarang
dengan aneka variasi acaranya yang khas? Pernahkah model perayaan seperti ini
diamalkan oleh Nabi dan para Shahabatnya? Sungguh, ini adalah penyesatan yang
sangat nyata dalam berdalil.
✔Keempat, kami tambahkan di
sini bahwa mimpi Syaikh Junaid al-Masra'i di atas adalah bukanlah hujjah sama
sekali, karena mimpi bukanlah landasan dalam agama Islam, itu hanyalah bualan
kaum Shufi belaka yang beribadah dengan impian dan hawa nafsu. Demikian juga
Rajabiyyah, ritual tersebut tidak ada dasarnya dalam agama, bahkan termasuk
bid'ah dalam agama.
✔Kelima, perayaan haul
(acara kematian) tidak pernah dinukil dari Nabi صَلَّى
ٱللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ dan para Shahabat
radhiyallahu'anhum, bahkan ini dinukil dari sejarah kelompok Syiah yang
meratapi kematian Husain. Oleh karenanya, peringatan ini adalah bid'ah dalam
Islam.
*Disalin dari buku Koreksi Hadits-Hadits Dha'if Populer, oleh Abu
Ubaidah Yusuf bin Mukhtar As-Sidawi
No comments:
Post a Comment