Dusta yang paling besar...
✍Diantara hal penting yang berkaitan dengan batas pergaulan adalah larangan Islam kepada umatnya untuk berdusta. Allah berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ اتَّقُواْ اللّهَ وَكُونُواْ مَعَ الصَّادِقِينَ
“Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar.” (At-Taubah : 119)
Di dalam ayat ini Allah memerintahkan kita agar senantiasa jujur dan satu kelompok dengan orang-orang yang jujur. Ketika Allah memerintahkan kita untuk jujur maka otomatis Allah melarang kita dari sifat dusta.
Allah melarang dusta, karena dusta bisa menumbuhkan sifat-sifat buruk yang lainnya. Di antaranya adalah sifat munafik.
Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:
آية المنافق ثلاث إذا حدث كذب، وإذا وعد أخلف، وإذا اؤتمن خان
“Ciri-ciri orang munafik ada tiga: apabila berbicara ia berdusta, apabila berjanji ia tidak menepati, dan apabila diberi amanah ia berkhianat.” (HR Al-Bukhari dan Muslim)
Dari sini kita bisa mengetahui bahaya dusta, dan sudah selayaknya setiap muslim untuk menghindari sifat tercela ini.
Dusta atau Bohong merupakan perkara yang berbahaya dan keburukan yang menjalar. Ia selalu berkembang setiap masa dan di mana saja kecuali orang-orang yang dirahmati Allah saja. Ia bisa merupakan dosa besar dan menjadi penyebab laknat Allah. Allah berfirman:
وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنِ افْتَرَىٰ عَلَى اللَّهِ كَذِبًا ۚ أُولَٰئِكَ يُعْرَضُونَ عَلَىٰ رَبِّهِمْ وَيَقُولُ الْأَشْهَادُ هَٰؤُلَاءِ الَّذِينَ كَذَبُوا عَلَىٰ رَبِّهِمْ ۚ أَلَا لَعْنَةُ اللَّهِ عَلَى الظَّالِمِينَ
"Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang membuat-buat dusta terhadap Allah? Mereka itu akan dihadapkan kepada Tuhan mereka, dan para saksi akan berkata: "Orang-orang inilah yang telah berdusta terhadap Tuhan mereka".
Ingatlah, kutukan Allah (ditimpakan) atas orang-orang yang zalim."(Hud: 13)
Sekarang dusta sudah menjalar dan tersebar kemana-mana, informasi begitu cepat, internet dan dunia maya, serta berbagai jaringan telivisi sudah bisa ditonton seluruh dunia. Yang perlu kita perhatikan banyak sekali informasi itu jauh dari kebenaran dan banyak sekali informasi itu tidak diketahui kebenarannya. Semua itu karena informasi tidak lagi murni bicara secara objektif akan tetapi bercampur aduk dengan opini, misi dan kepentingan pemilik media.
Banyak orang menganggap bahwa dengan dusta akan mudah mencapai tujuan dan ambisi, sebaliknya jujur akan menjadi penghalang untuk meraih kesuksesan karier dan cita-cita,.
bahkan ada image moto hidup
....” jujur kojur” .....,
siapa yang jujur pasti akan tersungkur.
Dalam realita kehidupan, terkadang ungkapan di atas seolah terbukti, siapa yang jujur pasti disingkirkan , yang pintar melakukan tipu muslihat, karirnya terangkat dan terhormat.
Apalagi seperti zaman kita ini, sangatlah sesuai dengan apa yang telah disabdakan Nabi صلى الله عليه وسلم:
سَيَأْتِي عَلَى النَّاسِ سَنَوَاتٌ خَدَّاعَاتُ يُصَدَّقُ فِيهَا الْكَاذِبُ وَيُكَذَّبُ فِيهَا الصَّادِقُ وَيُؤْتَمَنُ فِيهَا الْخَائِنُ وَيُخَوَّنُ فِيهَا الْأَمِينُ وَيَنْطِقُ فِيهَا الرُّوَيْبِضَةُ قِيلَ وَمَا الرُّوَيْبِضَةُ قَالَ الرَّجُلُ التَّافِهُ فِي أَمْرِ الْعَامَّة (رواه ابن ماجة وأحمد )
“Akan datang pada manusia tahun-tahun yang penuh dengan tipuan, para pendusta dianggap orang jujur sementara orang yang jujur dituduh pendusta, zaman ketika diberikan amanah kepada orang yang berkhianat, sementara orang yang amanah akan diaggap berkhianat, zaman tatkala yang patut berbicara adalah para ruwaibidah, maka ditanyakan kepada Nabi: Apa itu ruwaibidhah?
beliau menjawab:
"orang bodoh yang berbicara tentang urusan orang banyak”(HR. Ibnu Majah, 4042 dan Ahmad, 2/291 dishohighkan Al-Albany dalam Silsilah Ash-shohihah 4/508).
Padahal kenyataannya tidak seperti itu.
Itu hanya bayangan fatamorgana yang selalu dihembuskan oleh iblis kepada para pengikutnya.
Tidak ada pendusta yang sukses.
Dari jaman dulu sampai kiamat.
Bagaimana dulu pendusta para Rasul dihancurkan satu persatu oleh Alloh, mulai dari pendusta zaman Nabi Nuh عليه السلام sampai yang mendustakan Nabi terakhir Muhammad صلى الله عليه وسلم.
Mulai Nabi palsu Musailimah Al-Kadzab sampai Hitler, dan Lenin yang komunis.
Dan terakhir yang pasti hancur adalah pendusta besar diakhir zaman yaitu Dajjal.
Semuanya dihancurkan oleh Alloh.
Adapun Bohong yang lebih berbahaya dan paling besar dosanya adalah berbohong atas nama Allah dan Rasulnya.
Firman-Nya,
فَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنِ افْتَرَىٰ عَلَى اللَّهِ كَذِبًا لِيُضِلَّ النَّاسَ بِغَيْرِ عِلْمٍ ۗ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ
“Maka siapakah yang lebih zhalim daripada orang-orang yang membuat-buat dusta terhadap Allah untuk menyesatkan manusia tanpa pengetahuan?” Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang lalim.” (Al-An’aam: 144)
Sabda Rasulullah,
إن كذبا علي ليس ككذب على أحد من كذب علي متعمدا فليتبوأ مقعده من النار"
“Sesungguhnya kedustaan atasku tidak sama dengan kedustaan pada seseorang,
Barangsiapa yang berdusta atasku, hendaklah ia mengambil tempat duduknya di neraka.” (HR Bukhari, 1229; Muslim, 3004).
Dan nasib akhir para pendusta adalah di neraka Jahannam, sebagai tempat tinggalnya.
Wallahu a’lam
🍃Abu Yusuf Masruhin Sahal, Lc
No comments:
Post a Comment