ZIKIR PAGI DAN PETANG TUNTUNAN RASULULLAH SHALLALLAHU ALAIHI
WASALLAM
Dzikir yang Dibaca di Waktu Petang
(Dari tenggelam matahari atau waktu Maghrib hingga
pertengahan malam)
أَعُوذُ
بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ
[1]
Membaca ayat Kursi
اللَّهُ
لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ
الْحَيُّ الْقَيُّومُ، لاَ تَأْخُذُهُ سِنَةٌ
وَلاَ نَوْمٌ، لَهُ مَا فِي
السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ،
مَنْ ذَا الَّذِي يَشْفَعُ
عِنْدَهُ إِلاَّ بِإِذْنِهِ، يَعْلَمُ
مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا
خَلْفَهُمْ، وَلَا يُحِيطُونَ بِشَيْءٍ
مِنْ عِلْمِهِ إِلاَّ بِمَا شَاءَ،
وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ، وَلَا يَئُودُهُ حِفْظُهُمَا،
وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ
“Allah, tidak ada ilah (yang berhak disembah) melainkan Dia,
yang hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya). Dia tidak mengantuk
dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat
memberi syafa’at di sisi-Nya tanpa seizin-Nya. Dia mengetahui apa-apa yang di
hadapan mereka dan di belakang mereka. Mereka tidak mengetahui apa-apa dari
ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan
bumi. Dia tidak merasa berat memelihara keduanya. Dan Dia Maha Tinggi lagi Maha
besar.” (QS. Al Baqarah: 255) (Dibaca 1 x)
Faedah: Siapa yang membacanya ketika petang, maka ia akan
dilindungi (oleh Allah dari berbagai gangguan) hingga pagi. Siapa yang
membacanya ketika pagi, maka ia akan dilindungi hingga petang.
[2]
Membaca surat Al Ikhlas, Al Falaq, An Naas
بِسْمِ
اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ
اللَّهُ الصَّمَدُ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ
يُولَدْ وَلَمْ يَكُن لَّهُ
كُفُوًا أَحَدٌ
“Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang. Katakanlah: Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah ilah yang
bergantung kepada-Nya segala urusan. Dia tidak beranak dan tiada pula
diperanakkan, dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia.” (QS. Al
Ikhlas: 1-4) (Dibaca 3 x)
بِسْمِ
اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ مِن شَرِّ مَا
خَلَقَ وَمِن شَرِّ غَاسِقٍ
إِذَا وَقَبَ وَمِن شَرِّ
النَّفَّاثَاتِ فِي الْعُقَدِ وَمِن
شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ
“Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang. Katakanlah: Aku berlindung kepada Rabb yang menguasai Shubuh, dari
kejahatan makhluk-Nya, dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita, dan
dari kejahatan-kejahatan wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul,
dan dari kejahatan orang yang dengki apabila ia dengki”. (QS. Al Falaq: 1-5)
(Dibaca 3 x)
بِسْمِ
اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ مَلِكِ النَّاسِ إِلَهِ
النَّاسِ مِن شَرِّ الْوَسْوَاسِ
الْخَنَّاسِ الَّذِي يُوَسْوِسُ فِي صُدُورِ النَّاسِ
مِنَ الْجِنَّةِ وَ النَّاسِ
“Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang. Katakanlah: Aku berlindung kepada Rabb manusia. Raja manusia.
Sembahan manusia, dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi, yang
membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, dari jin dan manusia.” (QS. An
Naas: 1-6) (Dibaca 3 x)
Faedah: Siapa yang mengucapkannya masing-masing tiga kali
ketika pagi dan petang, maka segala sesuatu akan dicukupkan untuknya.
[3]
أَمْسَيْنَا
وَأَمْسَى الْمُلْكُ للهِ، وَالْحَمْدُ للهِ،
لَا إِلَهَ إِلاَّ اللهُ
وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ،
لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ، وَهُوَ
عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ،
رَبِّ أَسْأَلُكَ خَيْرَ مَا فِي
هَذِهِ اللَّيْلَةِ وَخَيْرَ مَا بَعْدَهَا، وَأَعُوذُبِكَ
مِنْ شَرِّ مَا فِي
هَذِهِ اللَّيْلَةِ وَشَرِّ مَا بَعْدَهَا، رَبِّ
أَعُوذُبِكَ مِنَ الْكَسَلِ وَسُوءِ
الْكِبَرِ، رَبِّ أَعُوذُبِكَ مِنْ
عَذَابٍ فِي النَّارِ وَعَذَابٍ
فِي الْقَبْرِ
Amsaynaa wa amsal mulku lillah walhamdulillah, laa ilaha
illallah wahdahu laa syarika lah, lahul mulku walahul hamdu wa huwa ‘ala kulli
syai-in qodir. Robbi as-aluka khoiro maa fii hadzihil lailah wa khoiro maa
ba’dahaa, wa a’udzu bika min syarri maa fii hadzihil lailah wa syarri maa
ba’dahaa. Robbi a’udzu bika minal kasali wa suu-il kibar. Robbi a’udzu bika min
‘adzabin fin naari wa ‘adzabin fil qobri.
Artinya:
“Kami telah memasuki waktu petang dan kerajaan hanya milik
Allah, segala puji bagi Allah. Tidak ada ilah (yang berhak disembah) kecuali
Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya. Milik Allah kerajaan dan bagi-Nya pujian.
Dia-lah Yang Mahakuasa atas segala sesuatu.Wahai Rabbku, aku mohon kepada-Mu
kebaikan di malam ini dan kebaikan sesudahnya. Aku berlindung kepadaMu dari
kejahatan malam ini dan kejahatan sesudahnya. Wahai Rabbku, aku berlindung
kepadaMu dari kemalasan dan kejelekan di hari tua. Wahai Rabbku, aku berlindung
kepada-Mu dari siksaan di neraka dan siksaan di kubur.” (Dibaca 1 x)
Faedah: Meminta pada Allah kebaikan di malam ini dan
kebaikan sesudahnya, juga agar terhindar dari kejelekan di malam ini dan
kejelekan sesudahnya. Di dalamnya berisi pula permintaan agar terhindar dari
rasa malas padahal mampu untuk beramal, juga agar terhindar dari kejelekan di
masa tua. Di dalamnya juga berisi permintaan agar terselamatkan dari siksa
kubur dan siksa neraka yang merupakan siksa terberat di hari kiamat kelak.
[4]
اللَّهُمَّ
بِكَ أَمْسَيْنَا، وَبِكَ أَصْبَحْنَا،وَبِكَ نَحْيَا،
وَبِكَ نَمُوتُ، وَإِلَيْكَ الْمَصِيْرُ
Allahumma bika amsaynaa wa bika ash-bahnaa wa bika nahyaa wa
bika namuutu wa ilaikal mashiir.
Artinya:
“Ya Allah, dengan rahmat dan pertolongan-Mu kami memasuki
waktu petang, dan dengan rahmat dan pertolongan-Mu kami memasuki waktu pagi.
Dengan rahmat dan pertolonganMu kami hidup dan dengan kehendakMu kami mati. Dan
kepada-Mu tempat kembali (bagi semua makhluk).” (Dibaca 1 x)
[5]
Membaca Sayyidul Istighfar
اَللَّهُمَّ
أَنْتَ رَبِّيْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ
أَنْتَ، خَلَقْتَنِيْ وَأَنَا عَبْدُكَ، وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ
مَا اسْتَطَعْتُ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ
مَا صَنَعْتُ، أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ،
وَأَبُوْءُ بِذَنْبِيْ فَاغْفِرْ لِيْ فَإِنَّهُ لاَ
يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلاَّ أَنْتَ
Allahumma anta robbii laa ilaha illa anta, kholaqtanii wa
anaa ‘abduka wa anaa ‘ala ‘ahdika wa wa’dika mas-tatho’tu. A’udzu bika min
syarri maa shona’tu. Abu-u laka bi ni’matika ‘alayya wa abu-u bi dzambii.
Fagh-firlii fainnahu laa yagh-firudz dzunuuba illa anta.
Artinya:
“Ya Allah, Engkau adalah Rabbku, tidak ada ilah yang berhak
disembah kecuali Engkau, Engkaulah yang menciptakanku. Aku adalah hamba-Mu. Aku
akan setia pada perjanjianku pada-Mu (yaitu aku akan mentauhidkan-Mu) semampuku
dan aku yakin akan janji-Mu (berupa surga untukku). Aku berlindung kepada-Mu
dari kejelekan yang kuperbuat. Aku mengakui nikmat-Mu kepadaku dan aku mengakui
dosaku. Oleh karena itu, ampunilah aku. Sesungguhnya tiada yang mengampuni dosa
kecuali Engkau.” (Dibaca 1 x)
Faedah: Barangsiapa mengucapkan dzikir ini di siang hari
dalam keadaan penuh keyakinan, lalu ia mati pada hari tersebut sebelum petang
hari, maka ia termasuk penghuni surga. Barangsiapa yang mengucapkannya di malam
hari dalam keadaan penuh keyakinan, lalu ia mati sebelum pagi, maka ia termasuk
penghuni surga.
[6]
اَللَّهُمَّ
إِنِّيْ أَمْسَيْتُ أُشْهِدُكَ وَأُشْهِدُ حَمَلَةَ عَرْشِكَ، وَمَلاَئِكَتَكَ وَجَمِيْعَ خَلْقِكَ، أَنَّكَ أَنْتَ اللهُ لاَ
إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ وَحْدَكَ
لاَ شَرِيْكَ لَكَ، وَأَنَّ مُحَمَّدًا
عَبْدُكَ وَرَسُوْلُكَ
Allahumma inni amsaytu usy-hiduka wa usy-hidu hamalata
‘arsyika wa malaa-ikatak wa jami’a kholqik, annaka antallahu laa ilaha illa
anta wahdaka laa syariika lak, wa anna Muhammadan ‘abduka wa rosuuluk.
Artinya:
“Ya Allah, sesungguhnya aku di waktu petang ini
mempersaksikan Engkau, malaikat yang memikul ‘Arys-Mu, malaikat-malaikat dan
seluruh makhluk-Mu, bahwa sesungguhnya Engkau adalah Allah, tiada ilah yang
berhak disembah kecuali Engkau semata, tiada sekutu bagi-Mu dan sesungguhnya Muhammad
adalah hamba dan utusan-Mu.” (Dibaca 4 x)
Faedah: Barangsiapa yang mengucapkan dzikir ini ketika pagi
dan petang hari sebanyak empat kali, maka Allah akan membebaskan dirinya dari
siksa neraka.
[7]
اَللَّهُمَّ
إِنِّيْ أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِي الدُّنْيَا وَاْلآخِرَةِ،
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِي دِيْنِيْ وَدُنْيَايَ
وَأَهْلِيْ وَمَالِيْ اللَّهُمَّ اسْتُرْ عَوْرَاتِى وَآمِنْ رَوْعَاتِى. اَللَّهُمَّ احْفَظْنِيْ مِنْ بَيْنِ يَدَيَّ،
وَمِنْ خَلْفِيْ، وَعَنْ يَمِيْنِيْ وَعَنْ
شِمَالِيْ، وَمِنْ فَوْقِيْ، وَأَعُوْذُ
بِعَظَمَتِكَ أَنْ أُغْتَالَ مِنْ
تَحْتِيْ
Allahumma innii as-alukal ‘afwa wal ‘aafiyah fid dunyaa wal
aakhiroh. Allahumma innii as-alukal ‘afwa wal ‘aafiyah fii diinii wa dun-yaaya
wa ahlii wa maalii. Allahumas-tur ‘awrootii wa aamin row’aatii.
Allahummahfazh-nii mim bayni yadayya wa min kholfii wa ‘an yamiinii wa ‘an
syimaalii wa min fawqii wa a’udzu bi ‘azhomatik an ugh-taala min tahtii.
Artinya:
“Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kebajikan dan
keselamatan di dunia dan akhirat. Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kebajikan
dan keselamatan dalam agama, dunia, keluarga dan hartaku. Ya Allah, tutupilah
auratku (aib dan sesuatu yang tidak layak dilihat orang) dan tenteramkanlah aku
dari rasa takut. Ya Allah, peliharalah aku dari muka, belakang, kanan, kiri dan
atasku. Aku berlindung dengan kebesaran-Mu, agar aku tidak disambar dari
bawahku (oleh ular atau tenggelam dalam bumi dan lain-lain yang membuat aku
jatuh).” (Dibaca 1 x)
Faedah: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidaklah
pernah meninggalkan do’a ini di pagi dan petang hari. Di dalamnya berisi
perlindungan dan keselamatan pada agama, dunia, keluarga dan harta dari
berbagai macam gangguan yang datang dari berbagai arah.
[8]
اَللَّهُمَّ
عَالِمَ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَاطِرَ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ، رَبَّ كُلِّ شَيْءٍ
وَمَلِيْكَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَـهَ
إِلاَّ أَنْتَ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ
نَفْسِيْ، وَمِنْ شَرِّ الشَّيْطَانِ
وَشِرْكِهِ، وَأَنْ أَقْتَرِفَ عَلَى
نَفْسِيْ سُوْءًا أَوْ أَجُرُّهُ إِلَى
مُسْلِمٍ
Allahumma ‘aalimal ghoybi wasy-syahaadah faathiros
samaawaati wal ardh. Robba kulli syai-in wa maliikah. Asyhadu alla ilaha illa
anta. A’udzu bika min syarri nafsii wa min syarrisy-syaythooni wa syirkihi, wa
an aqtarifa ‘alaa nafsii suu-an aw ajurruhu ilaa muslim.
Artinya:
“Ya Allah, Yang Maha Mengetahui yang ghaib dan yang nyata,
wahai Rabb pencipta langit dan bumi, Rabb segala sesuatu dan yang merajainya.
Aku bersaksi bahwa tidak ada ilah yang berhak disembah kecuali Engkau. Aku
berlindung kepadaMu dari kejahatan diriku, setan dan balatentaranya (godaan
untuk berbuat syirik pada Allah), dan aku (berlindung kepada-Mu) dari berbuat
kejelekan terhadap diriku atau menyeretnya kepada seorang muslim.” (Dibaca 1 x)
Faedah: Do’a ini diajarkan oleh Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam pada Abu Bakr Ash Shiddiq untuk dibaca pada pagi, petang dan
saat beranjak tidur.
[9]
بِسْمِ
اللَّهِ الَّذِى لاَ يَضُرُّ مَعَ
اسْمِهِ شَىْءٌ فِى الأَرْضِ
وَلاَ فِى السَّمَاءِ وَهُوَ
السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
Bismillahilladzi laa yadhurru ma’asmihi syai-un fil ardhi wa
laa fis samaa’ wa huwas samii’ul ‘aliim.
Artinya:
“Dengan nama Allah yang bila disebut, segala sesuatu di bumi
dan langit tidak akan berbahaya, Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”
(Dibaca 3 x)
Faedah: Barangsiapa yang mengucapkan dzikir tersebut
sebanyak tiga kali di pagi hari dan tiga kali di petang hari, maka tidak akan
ada bahaya yang tiba-tiba yang memudaratkannya.
[10]
رَضِيْتُ
بِاللهِ رَبًّا، وَبِاْلإِسْلاَمِ دِيْنًا، وَبِمُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ نَبِيًّا
Rodhiitu billaahi robbaa wa bil-islaami diinaa, wa
bi-muhammadin shallallaahu ‘alaihi wa sallama nabiyyaa.
Artinya:
“Aku ridha Allah sebagai Rabb, Islam sebagai agama dan
Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai nabi.” (Dibaca 3 x)
Faedah: Barangsiapa yang mengucapkan hadits ini sebanyak
tiga kali di pagi hari dan tiga kali di petang hari, maka pantas baginya
mendapatkan ridha Allah.
[11]
يَا حَيُّ يَا قَيُّوْمُ
بِرَحْمَتِكَ أَسْتَغِيْثُ، وَأَصْلِحْ لِيْ شَأْنِيْ كُلَّهُ
وَلاَ تَكِلْنِيْ إِلَى نَفْسِيْ طَرْفَةَ
عَيْنٍ أَبَدًا
Yaa Hayyu Yaa Qoyyum, bi-rohmatika as-taghiits, wa ash-lih
lii sya’nii kullahu wa laa takilnii ilaa nafsii thorfata ‘ainin abadan.
Artinya:
“Wahai Rabb Yang Maha Hidup, wahai Rabb Yang Berdiri Sendiri
(tidak butuh segala sesuatu), dengan rahmat-Mu aku minta pertolongan,
perbaikilah segala urusanku dan jangan diserahkan kepadaku sekali pun sekejap
mata (tanpa mendapat pertolongan dariMu).” (Dibaca 1 x)
Faedah: Dzikir ini diajarkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi
wa sallam pada Fathimah supaya diamalkan pagi dan petang.
[12]
سُبْحَانَ
اللهِ وَبِحَمْدِهِ
Subhanallah wa bi-hamdih.
Artinya:
“Maha suci Allah, aku memuji-Nya.” (Dibaca 100 x)
Faedah: Barangsiapa yang mengucapkan kalimat ‘subhanallah wa
bi hamdih’ di pagi dan petang hari sebanyak 100 x, maka tidak ada yang datang
pada hari kiamat yang lebih baik dari yang ia lakukan kecuali orang yang
mengucapkan semisal atau lebih dari itu.
[13]
لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ
لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ
وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ
شَيْءٍ قَدِيْرُ
Laa ilaha illallah wahdahu laa syarika lah, lahul mulku
walahul hamdu wa huwa ‘ala kulli syai-in qodiir.
Artinya:
“Tidak ada ilah yang berhak disembah selain Allah semata,
tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan dan segala pujian. Dia-lah yang
berkuasa atas segala sesuatu.” (Dibaca 1o x)
Faedah: Barangsiapa yang membaca dzikir tersebut di pagi
hari sebanyak sepuluh kali, Allah akan mencatatkan baginya 10 kebaikan,
menghapuskan baginya 10 kesalahan, ia juga mendapatkan kebaikan semisal
memerdekakan 10 budak, Allah akan melindunginya dari gangguan setan hingg
petang hari. Siapa yang mengucapkannya di petang hari, ia akan mendapatkan
keutamaan semisal itu pula.
[14]
أَعُوْذُ
بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّاتِ مِنْ
شَرِّ مَا خَلَقَ
A’udzu bikalimaatillahit-taammaati min syarri maa kholaq.
Artinya:
“Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna
dari kejahatan makhluk yang diciptakanNya.” (Dibaca 3 x pada waktu petang)
Faedah: Siapa yang mengucapkannya di petang hari, niscaya
tidak ada racun atau binatang (seperti: kalajengking) yang mencelakakannya di
malam itu.
[1] HR. Al Hakim (1: 562). Syaikh Al Albani menshahihkan
hadits tersebut dalam Shahih At Targhib wa At Tarhib no. 655.
[2] HR. Abu Daud no. 5082, Tirmidzi no. 3575. Al Hafizh Abu
Thohir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan.
[3] HR. Muslim no. 2723. Lihat keterangan Syarh Hisnul
Muslim, hal. 161.
[4] HR. Tirmidzi no. 3391 dan Abu Daud no. 5068. Al Hafizh
Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih.
[5] HR. Bukhari no. 6306.
[6] HR. Abu Daud no. 5069. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan
bahwa hadits ini hasan.
[7] HR. Abu Daud no. 5074 dan Ibnu Majah no. 3871. Al Hafizh
Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih.
[8] HR. Tirmidzi no. 3392 dan Abu Daud no. 5067. Al Hafizh
Abu Thohir mengatakan bahawa sanad hadits ini shahih. Adapun kalimat terakhir (وَأَنْ أَقْتَرِفَ عَلَى
نَفْسِيْ سُوْءًا أَوْ أَجُرُّهُ إِلَى
مُسْلِمٍ) adalah
tambahan dari riwayat Ahmad 2: 196. Dikomentari oleh Syaikh Syu’aib Al Arnauth
bahwa hadits tersebut shahih dilihat dari jalur lainnya (shahih lighoirihi).
[9] HR. Abu Daud no. 5088, 5089, Tirmidzi no. 3388, dan Ibnu
Majah no. 3869. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan.
[10] HR. Abu Daud no. 5072, Tirmidzi no. 3389. Al Hafizh Abu
Thohir mengatakan bahwa hadits ini hasan.
[11] HR. Ibnu As Sunni dalam ‘Amalul Yaum wal Lailah no. 46,
An Nasai dalam Al Kubro (381/ 570), Al Bazzar dalam musnadnya (4/ 25/ 3107), Al
Hakim (1: 545). Sanad hadits ini hasan sebagaimana dikatakan oleh Syaikh Al
Albani dalam As Silsilah Ash Shahihah no. 227.
[12] HR. Muslim no. 2692.
[13] HR. An Nasai Al Kubra 6: 10.
[14] HR. Ahmad 2: 290. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan
bahwa sanad hadits ini shahih sesuai syarat Muslim. Lihat komentar Syaikh
Syu’aib Al Arnauth terhadap hadits ini untuk pengertian hummah diartikan dengan
racun atau sengatan kalajengking.
No comments:
Post a Comment